Suara.com - Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan akhir pekan lalu, berubah ke arah positif setelah sempat melemah di awal perdagangan.
Kenaikan harga mendapat sokongan dari ekspketasi bahwa OPEC dan Rusia serta sekutunya akan mempertahankan kebijakan pengurangan produksi.
Mengutip CNBC, Senin (1/11/2021) minyak mentah Brent menetap 0,07 persen lebih tinggi ke harga USD84,38 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,92 persen menjadi USD83,57.
Kedua tolok ukur menyentuh tertinggi multi-tahun pada hari Senin.
Baca Juga: Anggota DPR Desak Kemendag Atasi Lonjakan Harga Minyak Goreng
"Sementara pasokan Iran mungkin melonjak, sepertinya OPEC + tidak mungkin meningkatkan produksi yang memberi kekuatan ke pasar hari ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Harga telah tertekan sejak Rabu pekan oleh laporan bahwa stok minyak mentah AS naik 4,3 juta barel dalam minggu terakhir.
Iran mengatakan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan internasional tentang program nuklirnya akan dimulai kembali pada akhir November, membawanya selangkah lebih dekat untuk meningkatkan ekspor minyak.
"Peningkatan tajam stok minyak mentah AS dan harapan pembicaraan program nuklir Iran dilanjutkan kembali untuk sementara meredakan kekhawatiran tentang pasokan sampai batas tertentu," kata Carsten Fritsch, analis dari Commerzbank.
Minyak mentah telah melonjak pada 2021 karena ekonomi pulih dari pandemi COVID-19, tetapi harga berada di jalur untuk jatuh minggu ini. Brent menghadapi penurunan mingguan pertama dalam sekitar dua bulan terakhir.
Baca Juga: Pertamina Diklaim Jual Rugi, Fraksi PKS DPR RI Tolak Kenaikan Harga Pertalite
Pada hari Kamis, Aljazair mengatakan peningkatan produksi minyak mentah oleh OPEC + pada bulan Desember tidak boleh melebihi 400.000 barel per hari (bph) karena ketidakpastian dan risiko pasar.
OPEC secara bertahap melepaskan rekor pengurangan produksi tahun lalu. Organisasi ini akan menggelar pertemuan pada 4 November.