Seperti diketahui, generasi milenial, saat ini mulai rajin berinvestasi dan membentuk dana darurat. Pelajaran lain dari Covid 19 adalah munculnya tradisi baru dalam berinvestasi.
Fakta menunjukkan jumlah investor ritel bertambah signifikan selama pandemi, baik investor saham, reksadana, emas bahkan kripto. Gairah investasi meningkat drastis lantaran generasi milenial mengalami kelebihan likuiditas setelah mengurangi aktivitas plesiran, hang out dan mengurangi belanja yang tidak perlu.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan di masa pandemi Covid-19, jumlah investor pasar modal di tanah air terus bertumbuh. Sampai dengan Juli 2021, investor pasar modal sudah mencapai 5,82 juta. Jumlah itu meningkat 93% secara tahunan yang didominasi oleh investor ritel milenial, atau yang berusia kurang dari 30 tahun.
Ekonom CELIOS Bhima Yudhistira menilai tingginya kesadaran berinvestasi dipicu oleh semakin mudahnya akses masyarakat terhadap produk keuangan. Berkat digitalisasi, investasi semakin mudah dijangkau, berbiaya murah dan simple.
“Digitalisasi meningkatkan literasi dan membawa pemahaman masyarakat kita ke level lebih tinggi. Masyarakat semakin sadar bahwa manajemen keuangan semakin penting untuk menuju ketahanan dan kemandirian finansial,” katanya.
Bhima meyakini, investasi menggunakan kanal digital akan semakin semarak apabila bank mampu mengintegrasikan dirinya dengan ekosistem pasar modal.
Integrasi ini bukan hanya menciptakan kemudahan, juga kedisiplinan dalam pengelolaan uang.