Meski Ada Tapering Off The Fed, Pasar Modal Diramal Tetap Tumbuh

Sabtu, 30 Oktober 2021 | 06:10 WIB
Meski Ada Tapering Off The Fed, Pasar Modal Diramal Tetap Tumbuh
Bursa Efek Indonesia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar saham dalam negeri saat ini tengah mengalami perbaikan. Sebab, dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di level 6.643 atau melonjak 11,2% hingga 21 Oktober 2021.

Namun saat ini, pelaku pasar masih harap-harap cemas terkait dampak tapering off yang bisa terjadi di akhir tahun ini.

Kendati begitu, Direktur Pengaturan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edi Broto Suwarno tetap merasa optimis tren pertumbuhan pasar modal nasional masih akan berlanjut di tahun 2022.

Hal ini disebabkan, karena meningkatnya korporasi atau UMKM yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan usaha.

Baca Juga: Kominfo Klaim Sudah Putus Akses 4.906 Pinjol Ilegal Sejak 2018

"Sementara, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan akan terus meningkat. Hal ini dipicu oleh kebutuhan korporasi maupun UMKM terhadap sumber-sumber pembiayaan di pasar modal," ujar Edi dalam webinar Outlook Pasar Modal 2022, Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed ditulis Sabtu (30/10/2021).

Edi melanjutkan, pasar modal Indonesia pada tahun depan juga akan diramaikan dengan melantainya perusahaan-perusahaan Unicorn yang bergerak di bidang teknologi.

Antusiasme masyarakat pada perusahaan teknologi bisa dilihat dari penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Bukalapak pada Agustus lalu.

Sementara itu, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan pun menyebut, proyeksi analis sendiri untuk IHSG bisa tembus ke angka 7.000.

Ia mengungkapkan, bahwa IHSG sempat tembus ke level 6.643 pada 21 Oktober 2021. Angka ini, kata dia, sedikit lagi akan mencapai rekor sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu di angka 6.689 yang dicapai pada Februari 2018 silam.

Baca Juga: Harga Komoditas bahan Baku dan Logistik Diprediksi Naik Akibat Krisis Energi

"Jadi mudah-mudahan melihat kondisi sekarang, kita, ada analis bisa tembus sampai 7.000," tutur Verdi.

Menurutnya, tahun 2021 tampaknya menjadi tahun dimana perusahaan-perusahaan semakin tertarik untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Bursa Efek Indonesia sendiri mencatat sudah ada 38 perusahaan baru yang melantai di bursa saham hingga September 2021 dan masih ada beberapa perusahaan yang menargetkan IPO hingga akhir tahun 2021. Ia berharap jumlah perusahaan yang IPO di 2021 bisa melebihi dari tahun lalu.

"Di tahun 2021 sampai September, sudah ada 38 perusahaan baru yang tercatat di BEI. Di pipeline masih ada sekitar 21 - 27. Kita berharap sampai akhir tahun bisa tembus diatas 50 dan melebihi pencapaian kita di 2020," ucap dia.

BEI mencatat jumlah dana pasar modal yang dihimpun di 2021 juga melonjak cukup tajam jika dibandingkan 2020. Jika tahun lalu dana yang dihimpun mencapai Rp5 triliun, saat ini dana yang terkumpul dari penawaran saham perdana sudah menembus lebih dari Rp30 triliun.

Hal ini tidak lepas dari aksi korporasi perusahaan besar seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan IPO perusahaan teknologi seperti Bukalapak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI