Pada hari-hari besar seperti Ramadhan bahkan bisa menghasilkan Rp500 juta dalam satu bulan.
"Alhamdulillah, rejeki karyawan juga," ucap Retno.
Usahanya yang kian sukses juga tidak membuat Retno merasa mampu berdiri tanpa bantuan banyak kalangan.
Faktor ini memotivasi dirinya untuk memberdayakan masyarakat di sekitar rumahnya yang berada di Baturetno untuk turut bekerja di usaha miliknya.
"Ada empat orang karyawan tetap, satu freelance. Tapi sering nambah orang pas lagi hari besar karena jumlah pesanan naik," kata dia.
Serupa dengan Retno, Siti Rofiatus, pengusaha lain yang sudah dua tahun merintis usaha perawatan kulit atau skin care itu juga memanfaatkan teknologi guna mendukung usaha miliknya.
Kebetulan usaha miliknya buka tidak lama sebelum ledakan kasus virus corona di Indonesia. Dampaknya tentu terasa karena kala itu dia baru memulai usaha miliknya.
Namun demikian, kegiatan distribusi dan pesanan dari para pelanggan tokonya bisa tetap terlayani tanpa harus mendatangi outlet.
Dengan adanya pengiriman yang dipesan secara daring, para pelanggan tidak perlu datang ke outlet. Mereka bisa mendapatkan produk terbaik sembari menikmati waktu bersama keluarga di rumah.
Baca Juga: Dokter: Libur Natal dan Tahun Baru Jadi Tantangan Pengendalian Pandemi Covid-19
Wabah memang memberi dampak luar biasa bagi banyak sektor. Namun, hal itu bukanlah alasan untuk menyerah.