"Jelas sangat terbantu. Apalagi pas mau bulan puasa tahun lalu itu pesanan banyak banget. Omzet yang anjlok jadi terbantu banget sama layanan seperti itu," jelas Retno sembari sesekali membantu karyawan melakukan pembungkusan produk.
Meski sudah memiliki cukup banyak karyawan, Retno tetap turut serta melakukan pengelolaan produk mulai dari awal.
Jika Go-send membantunya mendapatkan bahan mentah dari petani, maka layanan pengiriman makanan daring membantunya mengirimkan produk 'Wika Rasa' pada para pembeli.
Perjuangannya untuk 'kembali lebih kuat' usai terdampak wabah bukanlah hal yang mudah. Omzet usahanya yang biasanya mencapai Rp150 juta sebulan, turun 30 persen atau sekitar Rp50 juta saja.
" Oh ya, Go-shop itu juga sangat membantu. Kalau Go-send biasa untuk antas pesanan dalam kota. Kita juga pakai Go-shop untuk pesan macam-macam kebutuhan," ujar Retno.
Ada salah satu kejadian unik sekaligus cukup berkesan yang pernah dialami Retno saat memanfaatkan layanan Go-Shop.
" Jadi pernah, karena memang takut keluar akibat wabah akhirnya kita sering pakai Go-Shop buat beli macam-macam kebutuhan. Nah, pas itu pernah hujan deras, bapak Gojek-nya tetap totalitas, bahkan produk yang dibawa benar-benar dalam keadaan bagus (tidak basah), padahal belanjaannya banyak," kata Retno sembari tertawa mengingat kejadian itu.
Ia sempat mengaku sungkan dan kasihan, namun dedikasi yang ditunjukkan driver tersebut membuat dia memberi apresiasi dengan cara lain.
"Iya, kasih tip sekaligus menawarkan istirahat dulu, tapi bapaknya mungkin ingin cepat pulang," sambung dia.
Baca Juga: Dokter: Libur Natal dan Tahun Baru Jadi Tantangan Pengendalian Pandemi Covid-19
Usaha Wikarasa yang dirintis Retno mulai bergerak pada 2018 silam. Kini, tiap bulan UMKM yang memasarkan kacang mete langsung dari para petani ini punya omzet hingga Rp150 juta sebulan.