Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, realisasi investasi pada kuartal III 2021 sebesar Rp 216,7 triliun. Angka itu turun 2,8% dibandingkan kuartal II 2021.
Bahlil menyebut, penurunan investasi ini karena adanya kebijakan PPKM yang begitu ketat yang disebabkan kasus covid yang melonjak pada kuartal III ini.
"Karena kerja kita 1,5 bulan karena pandemi. Tapi secara tahunan tumbuh 3,7%. Sekalipun pandemi bisa dilihat para oengusaha bisa adaptasi kondisi kopid tetap mereka percaya diri membangun investasi," ujar Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (27/10/2021).
Bahlil melanjutkan, penurunan investasi ini sejalan dengan penunurunan investasi asing yang pada kuartal III yang sebesar Rp 103,2 triliyn atau turun 11,6% (q-t-q), serta turun 2,7% secara tahunan.
Namun, dari sisi investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) justru mengalami kenaikan pada kuartal III yang sebesar Rp 113,5 triliun atau naik 10,3% secara bulanan serta naik 6,8% secara tahunan.
"Ini kita gunakan stretegi Juventus, jadi kita bertahan dan menyerang jadi ini PMDN bisa diandalkan," ucap dia.
Sementara, tutur Bahlil, pada kuartal III ini investasi masuk lebih banyak masuk di luar Jawa yang sebesar Rp 110,4 triliun atau naik 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, investasi yang masuk di Jawa sebesar Rp 98,6 triliun atau naik 5,7%. "Tumbuh positif tapi lajunya di luar jawa," kata dia.
Bahlil menambahkan, realisasi investasi hingga September 2021 ini telah mencapai Rp 659,4 triliun atau 73,3% dari target Rp 900 triliun.
Baca Juga: Perusahaan Singapura Siapkan Dana Hingga 5 Miliar Dolar Untuk Danai Usaha Lokal
"Kita tahu bahwa kuartal III ini menurut saya yang terberat sebab pandemi luar biasa kenaikannya mulai Agustus itu sampai 50 ribu per hari kasusnya. Namun kita nggak harus menyerah dan harus hadapi kreatifitas berpikir untuk menjaga ekonomi dengan investasi salah satu instrumennya," tutur Bahlil.