Realisasi Investasi Turun, Bahlil Terapkan Strategi Juventus Bertahan dan Menyerang

Rabu, 27 Oktober 2021 | 15:04 WIB
Realisasi Investasi Turun, Bahlil Terapkan Strategi Juventus Bertahan dan Menyerang
Bahlil Lahadalia. (Suara.com/Mohammad Fadil Djailani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, realisasi investasi pada kuartal III 2021 sebesar Rp 216,7 triliun. Angka itu turun 2,8% dibandingkan kuartal II 2021.

Bahlil menyebut, penurunan investasi ini karena adanya kebijakan PPKM yang begitu ketat yang disebabkan kasus covid yang melonjak pada kuartal III ini.

"Karena kerja kita 1,5 bulan karena pandemi. Tapi secara tahunan tumbuh 3,7%. Sekalipun pandemi bisa dilihat para oengusaha bisa adaptasi kondisi kopid tetap mereka percaya diri membangun investasi," ujar Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (27/10/2021).

Bahlil melanjutkan, penurunan investasi ini sejalan dengan penunurunan investasi asing yang pada kuartal III yang sebesar Rp 103,2 triliyn atau turun 11,6% (q-t-q), serta turun 2,7% secara tahunan.

Baca Juga: Perusahaan Singapura Siapkan Dana Hingga 5 Miliar Dolar Untuk Danai Usaha Lokal

Namun, dari sisi investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) justru mengalami kenaikan pada kuartal III yang sebesar Rp 113,5 triliun atau naik 10,3% secara bulanan serta naik 6,8% secara tahunan.

"Ini kita gunakan stretegi Juventus, jadi kita bertahan dan menyerang jadi ini PMDN bisa diandalkan," ucap dia.

Sementara, tutur Bahlil, pada kuartal III ini investasi masuk lebih banyak masuk di luar Jawa yang sebesar Rp 110,4 triliun atau naik 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan, investasi yang masuk di Jawa sebesar Rp 98,6 triliun atau naik 5,7%. "Tumbuh positif tapi lajunya di luar jawa," kata dia.

Bahlil menambahkan, realisasi investasi hingga September 2021 ini telah mencapai Rp 659,4 triliun atau 73,3% dari target Rp 900 triliun.

Baca Juga: Ramai-ramai Masuk GoTo, Investor Lokal Bisa Untung Besar?

"Kita tahu bahwa kuartal III ini menurut saya yang terberat sebab pandemi luar biasa kenaikannya mulai Agustus itu sampai 50 ribu per hari kasusnya. Namun kita nggak harus menyerah dan harus hadapi kreatifitas berpikir untuk menjaga ekonomi dengan investasi salah satu instrumennya," tutur Bahlil.

Bahlil juga mengungkapkan, Singapura masih jadi negara yang terbanyak berinvestasi di dalam negeri pada kuartal III 2021.

Nilai investasi Singapura pada kuartal III sebesar USD 2,6 miliar atau 36,2% dari total investasi. Kemudian, disusul oleh Hong Kong, China dengan nilai investasi USD 0,9 miliar.

"Pertama Singapura USD 2,6 miliar dan Hong Kong, Jepang. Jepang menarik kuartal I, dan kuartal II nggak masuk tiga besar dan baru masuk di kuartal III. Lalu, China urutan keempat dan AS kelima. AS menarik di kuartal I dan kuartal II yang masuk lima besar eropa. Kuartal I Swiss dan kuartal II Belanda. Dan di Kuartal III AS mulai masuk," ujar Bahlil.

Sementara, tutur Bahlil, daerah yang paling banyak mendapatkan investasia pada kuartal III yaitu Jawa Barat dengan nilai investasi dalam negeri dan asing sebesar Rp 34,8 triliun.

Selanjutnya, tempat kedua terbanyak diisi oleh DKI Jakarta dengan total investasi sebesar RP 23,9 triliun. Lalu, Jawa Timur sebesar Rp 18 triliun, Riau sebesar Rp 16,5 triliun dan Banten Rp 14,2 triliun

"Jabar memang paten sekali memang. Tapi memang harus diakui kecenderungan orang investor dari dalam dan Luar Negeri ke Jawa Barat lebih tinggi," ucap dia.

Dari sisi sektornya, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran paling terbanyak yang mendapatkan investasi dengan total nilai sebesar Rp 88,8 triliun.

Setelah itu, didekati oleh sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya dengan nilai investasi sebesar Rp 82,7 triliun.

"Kemudian sektor transportasi, gudang dan, telekomunikasi, disektor transportasi, gudang dan, telkomunikasi karena kita sedang bangun data center dan beberapa infrastruktur telkomunikasi bentuk kebijakan pemerintah dorong daerah terpencil daptkaan askes telekomunikasi. Mudah-mudahan ke depan deindustrialisasi bisa diatasi dengan bangun idusutri, bangun hilirisasi, konsep transformasi ekonomi," pungkas Bahlil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI