“Untuk akademik, universitas perlu fokus pada kurikulum entrepreneurship yang baik, yang mampu melahirkan dan menghasilkan start-up baru, termasuk menjadi akselerator bagi entrepreneurship,” tutupnya.
Sebagai platform akademik dan penelitian, untuk berbagi pengalaman internasional dan menggali cara terbaik dalam menghadapi berbagai dampak pandemi Covid-19, konferensi ini juga menghadirkan sembilan pembicara lainnya.
Mereka adalah Prof. Dr. Satya Arinanto, SH, MH, staf khusus Wakil Presiden RI bidang Hukum; Prof. Dr. Tjut Sugandawaty Djohan, M.Sc., Guru Besar Ekologi, Biologi Konservasi, Limnologi, dan Ekologi Lahan Basah dari Universitas Gadjah Mada; Leonard C. Sebastian, Associate Professor and Coordinator of the Indonesia Programme, S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University; Prof. Dr. Mohd Azizuddin Mohd Sani, Ph.D., Profesor Politik dan Hubungan Internasional di School of International Studies, Universiti Utara Malaysia; Dr. Katrina Tour, Dosen di Faculty of Education, Monash University; Muhammad A.S. Hikam, M.A., Ph.D., Kaprodi Hubungan Internasional, PresUniv; Ani Pudjiastuti, Ph.D., Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, PresUniv; Dr. Mariana Molnar Gabor - Warokka, S.H., M.H., Tim Ahli Indikasi Geografis Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia.