Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandemi virus corona atau Covid-19 yang sudah melanda dunia hampir 19 bulan membuat hampir seluruh negara mengeluarkan stimulus fiskal termasuk Indonesia.
Totalnya dari catatan yang ia miliki sebanyak USD12 triliun dolar sudah dikeluarkan untuk menghadapi pandemi.
“Dukungan dan stimulus fiskal global dan 2020 diperkirakan oleh semua negara di dunia mencapai 12 triliun dolar AS,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam acara The 7th IIMEFC & The 13th ICIEf secara daring di Jakarta, (26/10/2021).
Dirinya menyatakan jumlah tersebut menunjukkan pandemi Covid-19 telah menimbulkan biaya yang sangat besar bagi semua negara di dunia untuk mengembalikan kondisi dan aktivitas masyarakat sehingga ekonomi pulih.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Jokowi Ingatkan Tiga Hal Pemicu Kenaikan Kasus
Terkait dengan Indonesia, pemerintah kata Sri Mulyani juga menggelontorkan sejumlah stimulus fiskal yang terdapat pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Ini merupakan instrumen utama yang digunakan oleh pemerintah dalam rangka penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi sebagai dampak terjadinya pandemi baik di tahun 2020 maupun 2021.
Total alokasi anggaran Program PEN dalam APBN 2021 sebesar Rp699,43 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2020 yang besarnya Rp695,2 triliun.
Dalam perkembangannya, Program PEN untuk tahun 2021 kembali ditingkatkan menjadi Rp744,77 triliun, terutama untuk memberikan tambahan dukungan penanganan kesehatan dan perlindungan sosial di tengah peningkatan kasus Covid-19 akibat penularan varian Delta.
Realisasi program PEN sampai dengan 22 Oktober 2021 mencapai Rp433,91 triliun atau 58,3 persen dari pagu. Progress signifikan dari PEN terjadi pada kluster perlindungan sosial dan kesehatan.
Baca Juga: Menkeu Sebutkan Insentif Pajak Rp 60,57 Triliun, Berapa untuk Sektor Otomotif?