Siapa yang Paling Diuntungkan Dengan Tes PCR? Berikut 7 Importir PCR Terbesar di Indonesia

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 25 Oktober 2021 | 17:05 WIB
Siapa yang Paling Diuntungkan Dengan Tes PCR? Berikut 7 Importir PCR Terbesar di Indonesia
Ilustrasi tes PCR [SuaraSulsel.id / Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peraturan pemerintah yang mewajibkan penumpang pesawat melakukan tes PCR 2x24 jam sebelum keberangkatan menuai pro-kontra. Sejumlah pihak menyebut, kebijakan ini memberatkan masyarakat.

Usai jadi sorotan, lantas muncul pertanyaan, siapa yang paling diuntungkan dari peraturan ini? Salah satunya yang adalah importir PCR dan Rapid Test Antigen.

Saat ini, importir dari dua alat tersebut didominasi dari perserorangan atau korporasi non-pemerintah. Dikutip dari Solopos.com --jaringan Suara.com, 77,16 persen impor kebutuhan penanganan pandemi dipegang korporasi non-pemerintah.

Sedangkan pemerintah hanya kebagian 6,67 persen dari keseluruhan aktivitas impor kebutuhan penanganan pandemi COVID-19 dan 6,18 persen pengadaan barang dari luar negeri dilakukan oleh lembaga non-profit.

Uniknya, pihak yang memiliki andil besar dalam impor itu ternyata tidak semuanya memiliki bisnis di bidang kesehatan.

Masih bersumber yang sama, dokumen terkait menyebut, beberapa perusahaan bahkan bergerak di bidang kecantikan, tekstil hingga ketel uap.

Berikut 7 importir tersebsar alat kesehatan, salah satunya seperti PCR dan Rapid Test hingga akhir Juli 2021 lalu:

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB sebesar US$68,6 juta atau 6,29 persen

2. PT Jenny Cosmetics dengan nilai impor sebesar US$43,6 juta atau 4 persen

Baca Juga: Naik Pesawat Wajib PCR, Sekarpura 11 Sampaikan Keberatan Mewakili Penumpang

3. Kelompok usaha Dexa Group PT. Beta Pharmacon sebesar US$36,4 juta atau 3,34 persen. Kelompok usaha Dexa Group khusus melakukan importasi obat terapi Covid-19, tak terkait importasi rapid test maupun PCR.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI