16 Kontrak Kerja Sama SKK Migas Berhasil Lampaui Target Lifting Migas

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 25 Oktober 2021 | 15:04 WIB
16 Kontrak Kerja Sama SKK Migas Berhasil Lampaui Target Lifting Migas
Wilayah operasi PHM selaku operator wilayah kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia selaku induk perusahaan. [Dok. PHM]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setidaknya 16 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) disampaikan SKK Migas mencapai target salur atau lifting minyak dan gas di atas 100 persen, meski situasi masih pandemi COVID-19.

Disampaikan oleh Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno, pihaknya bersama KKKS akan menggenjot agar kinerja hulu migas tetap optimal walau dampak COVID-19 masih mengganggu operasional hulu migas.

"Sampai triwulan III 2021, realisasi lifting minyak dan gas sebesar 1,640 barel oil equivalent per day (BOEPD) atau sebesar 96 persen dari target APBN. Realisasi tersebut tidak lepas dari kinerja KKKS yang mampu mencatatkan lifting di atas 100 persen," kata Julius dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/10/2021).

Secara rinci, ada tujuh KKKS minyak yang mencapai target lifting di atas 100 persen dan sembilan KKKS gas yang juga berhasil mencapai lifting di atas 100 persen.

Baca Juga: Asyik Pembelajaran Daring Gegara Pandemi Covid-19, Ratusan Pelajar di Kalteng Menikah

Diantaranya, Pertamina Hulu Mahakam sebesar 25.119 barel minyak per hari (BOPD) atau 114,5 persen, Medco E&P Natuna sebesar 14.509 BOPD atau 138,2 persen, Pertamina Hulu Sanga-Sanga sebesar 12.129 BOPD atau 101,9 persen, dan ConocoPhilips (Grissik) LTD sebesar 7.014 BOPD atau 104,8 persen.

Selanjutnya, JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi LTD sebesar 6.730 BOPD atau 103,9 persen, dan Husky-CNOOC Madura LTD sebesar 6.564 BOPD atau 109,4 persen.

Sedangkan KKKS gas yang berhasil mencapai lifting melebihi target APBN, antara lain ConocoPhilips (Grissik) LTD sebesar 831 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 106,5 persen, PHM sebesar 489 MMSCFD atau 119,2 persen, ENI Muara Bakau BV sebesar 325 MMSCFD atau 111,7 persen, dan JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi LTD sebesar 283 MMSCFD atau 101,7 persen.

Kemudian ada Premier Oil Indonesia sebesar 197 MMSCFD atau 109,2 persen, Medco E&P Natuna sebesar 133 MMSCFD atau 111,2 persen, Husky-CNOOC Madura LTD sebesar 100 MMSCFD atau 100,3 persen, dan Pertamina Hulu Energi ONWJ LTD sebesar 68 MMSCFD atau 109,5 persen.Julius menjelaskan pandemi telah membuat beberapa proyek utama yang penyelesainnya mundur dari target.

Meski dengan memperketat protokol kesehatan, pihaknya masih menemukan pekerja hulu migas maupun kontraktor di proyek yang terpapar virus Corona.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik, Pemerintah Janji Dukung Pengembangan Penunjang Migas

“Seperti yang terjadi pada proyek Tangguh Train III dan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang karena terjadi outbreak bertubi-tubi menyebabkan jadwal onstream meleset, sehingga berdampak pada capaian lifting di tahun 2021," jelas Julius.Lebih lanjut di menambahkan bahwa KKKS yang melampaui target APBN 2021 menunjukkan koordinasi dan sinergi antara SKK Migas dan KKKS terus meningkat.

SKK Migas memberikan apresiasi atas kinerja KKKS yang melampaui target APBN tahun ini dan akan mendorong KKKS yang belum mencapai target untuk meningkatkan kinerjanya di sisa tahun 2021, sekaligus akan menjadi level entry yang optimal memasuki tahun 2022, mengingat target APBN tahun depan sudah dipatok tinggi.

“Tidak ada kata menyerah, kami akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa merealisasikannya, sekaligus menjadi pondasi untuk upaya peningkatan produksi migas nasional secara berkelanjutan mencapai target 2030, yaitu produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD”, pungkas Julius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI