Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat defisit APBN 2021 telah mencapai Rp 452 triliun atau setara 2,47 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita, Senin (25/10/2021).
"APBN kita konsolidasi defisitnya menurun dan pembiayaan utang alami penurunan tajam," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menerangkan penyerapan belanja APBN 2021 per September 2021 sudah mencapai 65,7 persen atau Rp1.806,8 triliun dari pagu Rp2.750 triliun angka ini turun 1,9 persen.
Baca Juga: Sri Mulyani Happy Indeks PMI Indonesia Paling Tinggi di ASEAN
Sedangkan penerimaan pajak tercatat telah mencapai Rp850,1 triliun, naik 13,2 persen atau mencakup 69,1 persen dari target Rp1.229,6 triliun. Pendapatan cukai dan PNBP juga masing-masing naik 29 persen dan 22,5 persen.
Sedangkan untuk pembiayaan anggaran saat ini telah mencapai Rp 621,9 triliun dari pagu 1.006,4 triliun.
Dengan catatan tersebut, keseimbangan primer mengalami defisit sebesar Rp198,3 triliun dari target tahun ini yang minus Rp633,1 triliun. Defisit keseimbangan primer ini turun 55,6 persen dari September 2020 sebesar Rp446,5 triliun.
Sri Mulyani mencatat semua komponen pajak mengalami perbaikan yang mayoritas dikontribusikan oleh PPN dalam negeri 13,9 persen. PPh 21 juga tumbuh cukup baik setelah tahun lalu mengalami kontraksi cukup dalam.
"PPN dalam negeri didukung pemulihan ekonomi atau cycle ekonomi kita akselerasi meski dihadapkan delta varian dan kenaikan kasus awal tahun." jelas Sri Mulyani.
Baca Juga: Belanja Negara Hingga September 2021 Capai Rp1.806,8 Triliun, Ini Rinciannya