Menkeu: Waspada Dampak Tapering Hingga Kasus Evergrande Pada Ekonomi Indonesia
Tapering dan kenaikan suku bunga Bank sentral AS serta debt limit, tapering Bank Sentral Eropa, Brexit hingga kasus Evergrande dikhawatirkan berdampak pada ekonomi nasional.
Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Indonesia agar waspada terhadap dinamika isu global yang menciptakan dampak rambatan atau spillover terhadap perekonomian global.
“Dinamika global ini menjadi sesuatu yang perlu kita waspadai dalam mengelola perekonomian kita,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Senin (25/10/2021).
Beberapa isu global yang tengah terjadi saat ini, ujar Sri Mulyani, diantaranya, tapering dan kenaikan suku bunga Bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) serta debt limit di Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya tapering oleh Bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) dan Bank sentral Inggris atau Bank of England (BoE) serta dampak Brexit pada labor shortages sekaligus gangguan suplai.
Baca Juga: BI dan Sri Mulyani Bahas Soal Utang 2025, Ini Hasilnya
“Dampak dari Brexit menimbulkan disrupsi di sisi suplai, dari sisi labor maupun inflasi,” ujarnya dikutip dari Antara.
Ditambah lagi, kasus gagal bayar Evergrande yang memperlambat ekonomi China yang memberikan dampak ke perekonomian dunia mulai harga komoditas maupun perekonomian secara umum.
“Semua ini menjadi satu yang pasti mempengaruhi ekonomi Indonesia,” tegasnya.
Selain itu, terdapat juga risiko dari fluktuasi harga komoditas energi akibat krisis energi China dan winter, kelangkaan input dan kenaikan upah sekaligus biaya shipping serta naiknya produce price dan risiko stagflasi.
Ia menjelaskan potensi transmisi dampak dari berbagai isu ini meliputi peningkatan volatilitas pasar keuangan yakni penurunan arus modal, peningkatan minat pada safe haven asset, penguatan dolar AS, kenaikan imbal hasil termasuk SBN serta penurunan saham.
Baca Juga: Kenaikan PPN: Langkah Lebih Adil untuk Tingkatkan Penerimaan Negara
Dampak itu juga akan berimplikasi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global seperti terganggunya supply chain dalam negeri yang berdampak pada sektor manufaktur serta penurunan permintaan terhadap barang ekspor mitra dagang AS dan China.