Suara.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut, kinerja neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2021 mulai menunjukkan tren perbaikan.
Sebab, selama 17 bulan terakhir neraca perdagangan Indonesia alami surplus. Surplus tertinggi pun terjadi pada bulan Agustus yang sebesar USD 4,7 miliar.
Bahkan, pada bulan Agustus, kinerja ekspor Indonesia paling tinggi dalam sejarah Indonesia.
"Rekor capaian nilai ekspor tertinggi perbulan dalam sejarah Indonesia yaitu sebesar USD 21,43 miliar," ujar Mendag dalam pembukaan TEI 2021, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga: Neraca Dagang September Surplus 4,37 Miliar Dolar AS, Mendag Buka Suara
Namun demikian, Mendag tidak mau berpuas dalam capaian kinerja neraca dagang. Pasalnya, tantangan perdagangan global selama pandemi ini masih belum selesai.
Menurutnya, krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 masih akan terjadi dan siap menghantam siapapun.
"Pandemi Covid-19 masih belum selesai, ancaman krisis energi, krisis pangan, persaingan era digital, kenaikan harga komoditas, perubahan global suply chain serta isu lingkungan dan perubahan iklim juga menjadi tantangan yang baru dan perlu diwaspadai," ucap dia.
Maka dari itu, tambah Lutfi, pihaknya terus meningkatkan daya saing perdagangan Indonesia. Salah satunya, melakukan konversi ekspor dari bahan mentah ke barang jadi.
"Peningkatan akses pasar di negara mitra juga terus dilakukan Kemendag untuk terus mendukung pertumbuhan ekspor non migas setelah terwujudnya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Indonesia-Korea CEPA di penghujung tahun 2020," pungkas dia.