Suara.com - Apa itu CEO? Sejak era perusahaan rintisan atau start up, CEO adalah Chief Executive Officer, yang memiliki tugas bertanggung jawab secara primer, termasuk membuat keputusan inti perusahaan.
CEO tidak hanya sekadar pendiri perusahaan, meski CEO tidak selalu pendiri perusahaan. Namun, CEO merupakan level jabatan eksekutif tertinggi dalam sebuah perusahaan.
Seperti sedikit dibahas di atas, tugas CEO meliputi berbagai tanggung jawab primer, termasuk membuat keputusan inti sebagai nahkoda perusahaan, memanagemen semua sumber daya yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk menjaring laba, serta menadi jembatan komunikasi antara jajaran direktur dan pihak operasional di dalam perusahaan.
Tanggung jawabnya yang besar membuat banyak komponen terlibat dalam pemilihan jabatan CEO. Bahkan, dalam berbagai perusahaan tugas CEO tak bisa selalu sama. Hal ini masih tergantung dari kapasitas perusahaan, budaya, dan struktur organisasi dalam perusahaan itu sendiri.
Baca Juga: GoTo Siap Dorong Pemulihan Ekonomi UMKM via Digitalisasi
Namun, secara umum CEO harus mampu membuat keputusan strategis sebagai petunjuk dalam menjalankan perusahaan sekaligus melibatkan diri dalam operasional harian.
Dengan tugasnya yang kompleks, CEO dari sejumlah perusahaan dengan nilai valuasi tinggi bisa dicap sebagai publik figur di dunia bisnis.
Dalam skala internasional tak ada yang tak kenal dengan Steve Jobs penguasa Apple atau Mark Zuckerberg yang menahkodai Facebook. Di tingkat lokal Indonesia mengenal Belva Devara sebagai CEO Ruangguru atau Nadiem Makarim sebagai CEO Gojek yang kini malah menduduki kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain disebut sebagai CEO, ada beberapa nama lain yang setara dengan jabatan ini. Berbagai perusahaan menyebutnya dengan C-Level, yakni level eksekutif dalam sebuah struktur organisasi.
Sebutan C-Level ini biasanya disematkan untuk perusahaan-perusahaan mapan. Namun, bagi perusahaan kecil atau level startup, posisi C-Level ini hanya diduduki oleh CEO dan Chief Operating Officer (COO).
Baca Juga: CEO XL Axiata: Paradigma Bidang Teknologi dan STEM Bukan Dunia Perempuan Harus Diubah
Pergantian CEO
Selanjutnya muncul pertanyaan apakah jabatan CEO bisa digantikan perannya oleh orang yang berbeda? Jawabannya adalah bisa kendati akan menimbulkan sejumlah dampak. Sayangnya, sejumlah analisis menunjukkan pergantian CEO akan berdampak buruk dan berisiko besar terhadap perusahaan, terutama dalam kestabilan performa.
Sistem kerja perusahaan dituntut untuk melakukan penyesuaian terhadap kebijakan CEO yang baru. Hal ini bakal berpengaruh pada pangsa pasar. Di samping itu, biasanya investor akan lebih nyaman dengan CEO yang lebih familiar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni