Suara.com - Investor awal Facebook, Peter Thiel menyebut, Bitcoin semakin moncer sementara sistem politik yang kian tidak stabil.
Ia menyebut, penyebab harga Bitcoin yang meroket beberapa hari belakangan disebabkan oleh warga AS yang mulai melirik Bitcoin sebagai salah satu instrumen investasi dan nilai lindung terhadap inflasi.
"Saya tidak tahu bahwa Anda harus memasukkan semua uang Anda ke dalam bitcoin seharga USD60.000 (Rp846 juta) per bitcoin sekarang," kata Thiel menurut sebuah laporan dari The Information yang dikutip dari Warta Ekonomi, Kamis (21/10/21).
"Tapi tentu saja fakta bahwa bitcoin berada di angka USD60.000 adalah tanda yang sangat penuh harapan," katanya.
Baca Juga: Hacker Gunakan Tinder Bobol iPhone, Mencuri Bitcoin Senilai Rp 19 Miliar
"Ini seperti kenari di tambang batu bara. (Kripto) adalah pasar paling jujur yang (investor) miliki di negara ini, dan hal ini memberi tahu kami bahwa rezim yang bobrok ini akan segera meledak," ujar dia lagi.
Sosok miliarder yang merupakan salah satu pendiri PayPal ini juga melontarkan komentar pedas usai bitcoin melesat lebih tinggi pada hari Rabu ke rekor tertinggi USD66.812,68.
Sebelumnya, harga koin digital yang paling banyak diperdagangkan melampaui harga tertinggi berada di angka USD64.804,72, yang dicatat pada bulan April.
Thiel telah melakukan investasi di industri kripto melalui perusahaan modal ventura yang dia bantu, termasuk Founders Fund. Dia adalah pendukung 1confirmation, bersama dengan Marc Andreessen dan Mark Cuban.
Dalam kesempatan konferensi pada awal pekan ini, Thiel menyarankan agar undang-undang lingkungan dan imigrasi dihilangkan demi kebaikan anggaran AS.
Baca Juga: Pria Beli Baju Online Rp 14 Ribu, Saat Datang Barangnya Malah Bikin Warganet Ngakak
The Information bahkan mengatakan bahwa Thiel menyebut Presiden Joe Biden sebagai "malapetaka."
"Sekarang adalah waktu di mana negara satu dunia berhenti, dan dengan bantuan kripto, kita akan berhasil," tutupnya.