Suara.com - Harga emas terpantau naik pada perdagangan sesi Asia pada Senin pagi, bangkit dari penurunan semalam karena penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS memberikan beberapa dukungan terhadap logam mulia.
Pada pasar spot emas naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.767,91 dolar AS per ounce pada pukul 01.26 GMT. Emas berjangka AS juga menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.769,60 dolar AS per ounce.
Mendukung emas dengan membuatnya lebih murah untuk pembeli dalam mata uang lain, dolar turun 0,1 persen dan mendekam di dekat posisi terendah kisaran baru-baru ini.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan juga melemah, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Menang Tipis Atas Jabar, Tim Bola Tangan Putra DKI Jakarta Raih Emas PON Papua
Pada Jumat (15/10/2021) lalu, data menunjukkan produksi pabrik AS turun terbesar dalam tujuh bulan pada September, karena kekurangan semikonduktor global yang berkelanjutan menekan produksi kendaraan bermotor, bukti lebih lanjut bahwa kendala pasokan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Bank sentral Australia mengatakan merebaknya varian Delta COVID-19 telah mengganggu pemulihan ekonomi negara itu.
Sementara survei reguler bank sentral Kanada (BoC) terhadap perusahaan-perusahaan pada Senin (18/10) mengantisipasi permintaan yang lebih kuat karena COVID-19 memudar, mereka juga mengatakan kendala pasokan saat ini dapat membatasi penjualan dan memberi tekanan pada biaya.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Pakai 60 Kilogram Gelang Emas Saat Menikah, Pengantin Ini Nggak Bisa Bergerak