Suara.com - Neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 masih mengalami surplus sebesar USD4,37 miliar, capaian surplus ini merupakan ke-17 berturut-turut sejak masa pandemi Covid-19 atau sejak Mei 2020.
Namun jika dirinci, surplus ini turun dari Agustus lalu yang mencapai USD4,74 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia ini secara 17 bulan membukukan surplus secara beruntun. Surplus terbesar dari bahan bakar mineral, lemak hewan/nabati, serta besi dan baja," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konfrensi pers virtualnya, Jumat (15/10/2021).
Secara total, akumulasi surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD25,07 miliar pada Januari-September 2021.
Baca Juga: Data BPS: Ekspor Impor di September 2021 Melejit
Capaian surplus September 2021 terjadi karena nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor.
Dimana nilai ekspor Indonesia pada bulan September mencapai USD20,60 miliar, capaian ekspor ini melejit 47,64 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 3,84 persen atau dari USD21,43 miliar.
"Nilai ekspor September 2021 mencapai USD20,60 miliar turun 3,84 persen kalau dibandingkan Agustus 2021. Sementara itu ekspor September ini kalau dibandingkan September 2020 masih mengalami peningkatan dan peningkatannya cukup signifikan, meningkat 47,64 persen," kata Margo.
Margo memerinci, ekspor migas pada September 2021 tercatat turun 12,56 persen secara bulanan. Sementara ekspor non migas tercatat turun 3,38 persen secara bulanan.
Baca Juga: BPS Mencatat, Ada 106.780 Jiwa Penduduk Miskin Ekstrem di Kabupaten Karawang
Namun secara tahunan ekspor migas dan non migas keduanya mengalami kenaikan. Untuk migas meningkat 39,79 persen sementara non migas meningkat sebesar 48,03 persen.
"Kalau kita lihat ekspor non migas September ini tercatat USD19,67 miliar turun 3,38 persen kalau dibandingkan Agustus 2021. Kalau kita lihat secara ekseluruhan selama tahun 2021 tren ekspor baik total ekspor, maupun ekspor non migas menunjukan kinerja ekspor baik secara total, maupun untuk khsusu ekspor non migas lebih baik dibandingkan dengan kondisi 2020 dan 2019," katanya.
Sementara dari nilai impor pada September 2021 mencapai USD16,23 miliar angka ini turun 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021 namun naik 40,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Margo merinci impor migas September 2021 senilai USD1,86 miliar, turun 8,90 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 59,15 persen dibandingkan September 2020.
Sedangkan impor nonmigas September 2021 senilai USD14,37 miliar, turun 1,80 persen dibandingkan Agustus 2021 atau naik 38,18 persen dibandingkan September 2020.
Meski secara bulanan menurun, kinerja impor masih meningkat 40,31 persen secara tahunan bila dibandingkan dengan bulan September 2020 yang pada saat itu tercatat USD11,57 miliar.
"Peningkatan ini juga didorong oleh peningkatan impor migas sebesar 59,15 persen yoy maupun impor non migas yang naik 38,18 persen secara yoy (tahunan)," katanya.