Suara.com - Sejumlah perusahaan mengembangkan aplikasi-aplikasi yang menawarkan kemudahan bagi pelanggannya, termasuk PT PLN (Persero). Salah satu yang baru diluncurkan adalah aplikasi New PLN Mobile. Aplikasi terbaru ini menghadirkan fitur dan tampilan baru.
Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, bentuk pelayanan perseroan melalui aplikasi ini lebih memudahkan pelanggan. Sebab, pelayanannya dibuat lebih interaktif dan optimal.
"Fitur-fitur yang ada bukan fitur-fitur yang biasa lagi. Fiturnya sangat berbeda dari yang dulu," tutur Darmawan Prasodjo dalam Konferensi Pers secara virtual pada Rabu, (13/10/2021).
Darmawan pun memberikan contoh, misalnya, fitur terbaru Payment Center. Fitur ini memungkinkan para pelanggan PLN melakukan pembayaran langsung tagihan listrik mereka di aplikasi tersebut.
Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik PLN Bekasi Hari Ini, Mustika Jaya dan Bantargebang
"Kalau dulu pelanggan harus ke ATM, sekarang bisa bayar langsung," kata Darmawan.
Kemudian, ada juga fitur pembelian token, dan fitur penyampaian keluhan pelanggan terkait pengaduan akan adanya gangguan layanan listrik di rumah mereka.
Begitu juga untuk fitur layanan pengaduan. Menurut Darmawan, sistem yang digunakan sangat berbeda dibandingkan aplikasi PLN Mobile sebelumnya. Jadi, kalau sebelumnya call center 123 PLN dinilai kurang transparan dalam melayani dan merespons keluhan pelanggan karena tidak terpantau internal mereka, maka saat ini hal itu tidak akan terjadi lagi melalui pemanfaatan aplikasi New PLN Mobile tersebut.
"Jika sebelumnya ketika ada gangguan, pelanggan menelpon ke call center, kemudian diangkat dan dijanjikan pihak PLN akan datang ke rumah, tapi setelah ditunggu ternyata nggak datang-datang. Pelanggan perlu nelepon lagi, terus ngulang lagi menceritakan kronologisnya, kalau di aplikasi baru ini nggak perlu," katanya.
Darmawan menambahkan, di aplikasi terbaru ini, pelanggan juga bisa melakukan tambah daya listrik.
Baca Juga: Listrik Sering Mati, Sejumlah Investor di Morowali Utara Ancam Batalkan Investasi
"Kalau dulu itu harus pelanggan sendiri yang cari tahu, 'Wah, saya harus gimana nih?'. Kemudian mereka cari sendiri nomor telepon kantor wilayah (PLN), dan enggak dapat-dapat. Lalu ke call center lama-lama kok nggak direspons? Akhirnya di situ lah yang kerap muncul makelar-makelar," pungkasnya.