BBCA Memang Menarik, Tapi ARTO Diklaim Akan Kembali Perkasa

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 13 Oktober 2021 | 11:02 WIB
BBCA Memang Menarik, Tapi ARTO Diklaim Akan Kembali Perkasa
Bank Jago (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saham bank digital diprediksi tetap jadi primadona para investor meski sempat dalam tekanan dalam sebulan terakhir seiring dengan meningkatnya harga komoditas.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee memberi contoh, salah satu saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) kini berhasil menguat kembali setelah sempat tertekan.

Saham Jago ditutup menguat 2,83 persen ke level Rp12.700 dengan nilai transaksi mencapai Rp542 miliar di mana asing melakukan beli bersih (net buy) senilai Rp55,93 miliar di seluruh pasar pada Selasa (12/10/2021) kemarin. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp24,71 miliar dilakukan di pasar negosiasi.

Menurut Hans dalam keterangan di Jakarta, Rabu, penguatan harga saham Jago tersebut mematahkan siklus penurunan harga selama sebulan terakhir. Sejak emiten penghasil batubara, CPO dan bank besar pesta gila gilaan, saham Jago justru menyelam di kedalaman Rp12.300 dari posisi Rp16.000 pada akhir September.

Baca Juga: Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menguat 1 Persen ke Level 6.481

Ia melanjutkan, penguatan itu karena saham Jago sudah masuk fase jenuh jual. Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir saham Jago telah melemah cukup signifikan yang disebabkan aksi jual yang sebagian besar dilakukan asing.

"Ketika tekanan jual mereda, investor mulai mengakumulasi kembali saham ini," ujar Hans, dilansir dari Antara.

Ia melanjutkan, belakangan asing cenderung masuk ke bank-bank konvesional karena terpicu bangkitnya sektor komoditas.

Dalam perspektif investor, saat ini hanya bank konvesional yang paling banyak menyalurkan kredit ke sektor komoditas, bukan bank digital. Jadi, ketika harga komoditas terbang tinggi, investor beranggapan bank bank besar bakal ikut ketiban berkah.

Fenomena tersebut menjelaskan mengapa investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) dari emiten yang telah menikmati kenaikan harga saham selama pandemi, seperti farmasi, teknologi dan bank digital. Setelah itu, mereka merotasi portofolio dengan memperbanyak saham komoditas, konsumer dan bank besar.

Baca Juga: 4 Alasan Rasa Takut Kehilangan Malah Buruk Bagi Hubungan, Hindari!

Akan tetapi, Hans menilai situasi tersebut bersifat sementara. Investor tetap menaruh harapan besar terhadap saham bank digital, namun lebih selektif. Bank yang menyandang status fully digital, dan terintegrasi dengan ekosistem, diyakini bakal kembali menjadi primadona.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan secara teknikal saham Jago menunjukkan tanda tanda pembalikan arah (reversal).

"Ke depannya kami perkirakan masih rawan koreksi dalam jangka pendek. Saham Jago akan menguji area Rp12.700 terlebih dahulu. Namun demikian, apabila mampu bertahan di atas Rp12.575 sebagai supportnya, maka ARTO berpeluang menguat kembali," ujar Herditya.

Selain itu, pelaku pasar menganggap harga Jago saat ini jauh lebih rendah dari harga beli Ribbit Capital pada saat mengumumkan investasi di Jago. Investor menilai Jago layak dikoleksi karena telah menjadi portfolio investor kakap sekelas Ribbit, yang terkenal sangat jeli dalam melakukan valuasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI