Pakar Prediksi Ekonomi Pada Kuartal IV Melambat, Waspada Wabah Gelombang III

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 12 Oktober 2021 | 20:26 WIB
Pakar Prediksi Ekonomi Pada Kuartal IV Melambat, Waspada Wabah Gelombang III
Petugas bersiaga di depan kapal kontainer terbesar, CMA CGM Otello, yang tengah sandar di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, Minggu (23/4/2017). [Antara/Rosa Panggabean]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom Center of Reform of Economics (CORE) Yusuf Rendi Manilet memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 ada di angka 3,0 sampai 4,5 persen year on year atau melambat dibandingkan kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen.

"Jika melihat sampai dengan bulan September sebenarnya beberapa daerah sudah turun status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)-nya ke level yang lebih rendah, hanya saja belajar dari pengalaman pelonggaran restriksi sebelumnya bahwa diperlukan masa tunggu setelah restriksi dilonggarkan sampai sebelum ekonomi bergeliat kembali, sampai setidaknya sebelum restriksi dilakukan," kata Yusuf.

Hal ini ditunjukkan sejumlah indikator makroekonomi bulan Agustus 2021, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih berada di level pesimis, PMI (Purchasing Managers' Index) yang masih berada di level kontraktif, dan inflasi yang juga relatif masih rendah.

Meski demikian, ia menyebut, pemerintah perlu mempertahankan tren penurunan kasus COVID-19 guna mendukung laju roda ekonomi kembali.

Baca Juga: Selain Covid-19, Satgas Mencatat Ada Penyakit Lain Saat Gelaran PON XX Papua

Lebih jauh, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan sangat dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah pada kuartal IV 2021.

"Hal ini saya kira mungkin saja terjadi apalagi beberapa negara tetangga seperti Singapura dan juga negara Asia lainnya, seperti Tiongkok baru mengalami gelombang baru dari penyebaran varian baru COVID-19. Jadi tentu hal ini perlu diwaspadai," tambahnya.

Varian baru COVID-19 yang bermunculan juga membuat ia menuntut agar pemerintah memperketat pengawasan orang masuk di pelabuhan dan bandara internasional Indonesia.

"Pemerintah juga perlu mendorong kapasitas yang lebih besar untuk mengantisipasi di awal dari individu yang terkena COVID-19, mempercepat proses vaksinasi, dan memastikan penegakan law and enforcement protokoler kesehatan," ujarnya.

Baca Juga: 83 Atlet PON XX Papua Positif Covid-19, Satgas: Hanya 0,83 Persen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI