Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebut potensi ekonomi digital Indonesia akan besar ke depannya. Bahkan, ekonomi digital ke depan bakal jadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Memang saat ini, Mendag mengakui kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) baru 4%. Akan Tetapi, ia melihat pada tahun 2030 ekonomi digital bisa tumbuh berkali-kali lipat.
"Pada tahun 2030 Indonesia diperkirakan tumbuh sebanyak 1,5 kali lipat dari Rp 15.400 triliun menjadi di Rp 24.000 triliun, ekonomi digital indonesia diyakini akan tumbuh setidaknya 8 kali lipat dari Rp 632 triliun jadi Rp 4.531 triliun," ujar Lutfi dalam diskusi online, Selasa (12/10/2021).
Pertumbuhan ekonomi digital ini, tutur Lutfi, didukung dari populasi Indonesia yang besar keempat di dunia. Diproyeksikan, sebanyak 250 juta orang Indonesia memiliki akses internet.
"Pada tahun 2050 juga diukur dengan gross merchandise value potensi ekonomi digital Indonesia sangat-sangat dan jauh melebihi negara-negara lainnya di kawasan ASEAN," kata dia.
Menurut Mendag, e-commerce masih menguasai peta ekonomi digital Indonesia, di mana pada tahun 2030 kontribusinya mencapai Rp 1.908 triliun atau 33,34% dari total ekonomi digital Indonesia.
Kemudian disusul oleh supply chain dan sektor logistik dengan kontribusi sebesar Rp 763 trilium atau 13%.
"Lalu, online Travel sebesar Rp 575 triliun atau 10%, dan corporate services Rp 529 triliun atau setara dengan 9%," ucapnya.
Mendag menyatakan Indonesia mau tidak mau harus mengembangkan ekonomi digital. Pasalnya, ia melihat potensi ekonomi digital terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangat besar.
Baca Juga: Digitalisasi Bisa Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Syariah
Dalam hal ini, kata Lutfi, pemerintah tengah membuat cetak biru pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Terdapat tiga fokus dalam cetak biru tersebut, pertama pengembangan sumber daya manusia (SDM).