Suara.com - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Senin, terbebani reli dolar AS yang menguat di tengah spekulasi Federal Reserve yang tidak akan menunda pengurangan stimulus.
Mengutip CNBC, Selasa (12/10/2021) harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.754,54 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,1 persen lebih rendah menjadi USD1.755,7 per ounce.
"Dolar adalah faktor utamanya," kata Edward Moya, analis OANDA.
Kendati dominasi dolar dapat bertahan hingga The Fed mengumumkan tapering , "tekanan downside pada emas mulai mendekati akhir, dan kita mendekati puncak di mana emas akhirnya dapat stabil dan selanjutnya mendapatkan kembali tren bullish yang lebih lama secara historis," ucap Moya.
Baca Juga: Harga Emas Berkilau Berkat Data Pekerjaan Amerika Serikat Yang Meleset
Dolar naik 0,3 persen memukul daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Logam kuning diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak 22 September yang dicapai pada sesi Jumat.
"Dukungan untuk emas bisa datang dari beberapa orang yang berpikir kita mengalami stagflasi saat ini, yaitu saat emas berada dalam kondisi terbaiknya, karena inflasi lebih tinggi," kata Phillip Streible, Chief Market Atrategist di Blue Line Futures, Chicago.
Kekhawatiran seputar melonjaknya inflasi dikombinasikan dengan terhentinya pertumbuhan ekonomi menghambat saham global, di tengah reli harga minyak.
Sementara itu harga perak di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD22,60 per ounce dan paladium melesat 1,6 persen menjadi USD2.110,93 per ounce, dengan analis menghubungkan pemantulan tersebut dengan short-covering setelah kejatuhan baru-baru ini, sementara platinum terakhir anjlok 1,8 persen menjadi USD1.008,17 per ounce, setelah mencapai level tertinggi 2 bulan sebelumnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Jelang Akhir Pekan Turun Jadi Rp 914.000 per Gram