Suara.com - Korean Pop atau K-Pop dari Korea Selatan saat ini bisa dibilang sebagai salah satu industri musik dunia yang paling berpengaruh. Berkat hal ini, tidak sedikit pihak yang memanfaatkan keopuperan mereka untuk menggaet untung.
Dikutip dari Warta Ekonomi, pengunjung website Tokopedia pada trimester 2020 menyentuh angka 84 jutaan perbulan dengan total peningkatan sebanyak 25% sejak awal tahun 2020.
Berdasarkan Peta Persaingan E-commerce Indonesia, pertumbuhan total pengunjung website Tokopedia meningkat 40% jika dibandingkan Q3 2019. Pada Q3 2019 rataan pengunjung bulanannya hanya mencapai angka 60 jutaan perbulan.
CEO Tokopedia, Wiliam Tanuwidjaja pernah mengatakan, ada peningkatan jumlah pengunjung secara luar biasa usai Tokopedia menggaet BTS dan BlackPink sebagai Brand Ambassador (BA) mereka pada Januari 2021.
Baca Juga: 6 Cara Mudah Jualan di Shopee, Mulai Dengan Membuat Akun
Bahkan, dari sumber yang sama menyebutkan, kunjungan ke platform Tokopedia lebih 100 juta orang Indonesia mengunjungi platform Tokopedia setiap bulannya.
Data dari Similiarweb menyatakan, jumlah kunjungan ke platform di Tokopedia selama Januari hingga Maret berturut-turut yakni 138 juta, 126 juta, dan 141 juta. sementara saingan terdekatnya yaitu Shopee ada 131 juta, 121 juta, dan 130 juta.
Pakar pemasaran dan Managing Partner Investure, Yuswohady mengatakan, strategi ini bertujuan membangun kesadaran (Build Awareness) terhadap perusahaan serta produk yang ditawarkan.
“Melalui penggunaan Brand Ambassador mereka menciptakan build awareness tersebut untuk mencari reach atau jangkauan pelanggan yang lebih luas. K-pop idol kan punya massa sebenarnya, misalnya BTS, BlackPink itu kan punya massa yang besar. Jadi reach yang bisa dicapai juga besar dan luas,” kata Yuswohady saat diwawancarai Warta Ekonomi.
Para idola K-Pop banyak dipilih menjadi Brand Ambassador karena dianggap mampu mengenalkan platform digital mereka kepada sasaran yang lebih tepat.
Baca Juga: Susul 'LOVEHOLIC', 'STICKER' NCT 127 Raih Posisi 1 Oricon Weekly Album Chart
“Dari sisi digital native, karena k-pop ini kan identik dengan orang orang muda, milenial serta digital native, jadi dengan mengambil k-pop sebagai BA adalah membentuk persepsi untuk anak milenial. Karena kan kalau kita membicarakan platform digital maka akan bertujuan untuk milenial bukan gen z atau babyboomers. Sehingga secara image, persepsi dan identity kena di hati anak milenial,” tambahnya.