Penurunan Harga Telur Ayam Berturut-turut Picu Deflasi

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 11:11 WIB
Penurunan Harga Telur Ayam Berturut-turut Picu Deflasi
Ilustrasi - Pekerja menata telur yang baru selesai dipanen disalah satu sentra peternakan ayam petelur di Blitar, Jawa Timur. Antara/Irfan Anshori
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan harga telur ayam ras jadi salah satu pemicu deflasi sebesar 0,04 persen pada September 2021.

"Penyebab deflasi dipengaruhi oleh penurunan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu telur ayam ras yang memberikan andil 0,07 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Ia menyampaikan, komoditas lain yang ikut mengalami penurunan harga di kelompok bahan makanan adalah cabai rawit dan bawang merah yang masing-masing memberikan andil 0,03 persen.

"Namun, terdapat komoditas bahan makanan yang menghambat deflasi seperti minyak goreng yang menyumbang inflasi 0,02 persen," katanya.

Lebih jauh, kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi kelompok pengeluaran yang dominan menyumbang deflasi karena tercatat deflasi 0,47 persen dengan andil mencapai 0,12 persen.

Kelompok lainnya yang ikut mengalami deflasi adalah informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, meski andil terhadap penghitungan inflasi sangat kecil.

Kelompok pakaian dan alas kaki masih menekan deflasi dengan 0,27 persen, penyediaan makanan minuman/restoran 0,25 persen dan pendidikan 0,10 persen.

Sementara itu, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 56 kota tercatat deflasi dan hanya 34 kota yang mengalami inflasi pada September 2021.

Deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,90 persen dan deflasi terendah terjadi di Palu sebesar 0,01 persen.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Impor Migas Agustus 2021 Meroket 115 Persen

"Penyebab deflasi tinggi di Gorontalo adalah cabai rawit yang memberikan andil 0,47 persen, ikan tuna 0,13 persen dan ikan layang 0,11 persen," kata Margo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI