Data Ketenagakerjaan AS Anjlok, Harga Emas Dunia Meroket

Jum'at, 01 Oktober 2021 | 07:58 WIB
Data Ketenagakerjaan AS Anjlok, Harga Emas Dunia Meroket
Ilustrasi emas.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas dunia meroket lebih dari 2 persen pada perdagangan Kamis, setelah dolar AS jatuh karena data ketenagakerjaan mingguan Amerika yang anjlok.

Mengutip CNBC, Jumat (1/10/2021) harga emas di pasar spot melonjak 1,7 persen menjadi USD1.755,56 per ounce setelah melesat 2,2 persen ke level tertinggi satu pekan di awal sesi.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melejit 2 persen menjadi USD1.757 per ounce.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat pekan lalu, data menunjukkan pada Kamis, yang dapat mendorong kekhawatiran perlambatan pasar tenaga kerja.

Baca Juga: Harga Emas Terus Turun, Kamis 30 September 2021

"Ini juga menyebabkan ketidakpastian tentang tapering The Fed, karena mereka ingin pasar tenaga kerja yang solid untuk mengumumkan tapering ," kata konsultan independent, Robin Bhar, menambahkan penundaan apapun bisa berdampak positif bagi emas.

Emas juga "bergerak menuju beberapa pembelian fisik baru, dengan sejumlah investor mencari lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, kenaikan inflasi," ucap Bhar.

Tetapi meningkatnya prospek tapering The Fed, yang secara luas diperkirakan dimulai pada November, dan peluang imbal hasil US Treasury terus menguat, diprediksi menambah lebih banyak tekanan pada emas yang tidak memberikan bunga, papar Han Tan, Kepala Analis Exinity.

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil surat utang pemerintah lebih tinggi, meningkatkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan bunga.

"Dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil yang lebih tinggi adalah kombinasi beracun bagi emas," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Masih Rp 913.000 per Gram

"Dalam jangka pendek, risiko penurunan harga lebih lanjut mendominasi, artinya level USD1.700 sudah bisa segera dicapai," kata bank itu.

"Selama emas tetap berada di bawah tekanan, perak juga kemungkinan akan kesulitan untuk keluar dari tekanan."

Perak meroket hampir 2,5 persen menjadi USD22,04 per ounce, tetapi ditetapkan untuk penurunan bulanan keempat berturut-turut.

Platinum melesat 1,3 persen menjadi USD962,61 per ounce, sementara paladium melonjak 2,4 persen menjadi USD1.901,41 per ounce.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI