Sri Mulyani Soroti Krisis Energi di Sejumlah Negara

Rabu, 29 September 2021 | 15:22 WIB
Sri Mulyani Soroti Krisis Energi di Sejumlah Negara
Ilustrasi energi listrik ramah lingkungan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti sejumlah peristiwa dunia yang saat ini sedang menimpa sejumlah negara, mulai dari China yang mengalami krisis energi listrik dan Inggris yang mengalami krisis energi bahan bakar.

Sri Mulyani menerangkan kenaikan harga komoditas yang sangat luar biasa usai dihantam pandemi Covid-19 membuat permintaan akan sejumlah komoditas meningkat drastis.

Saat ini harga komoditas luar biasa meningkat, bahkan dengan terjadinya beberapa krisis energi di berbagai tempat, kita melihat harga-harga dari minyak dan gas maupun batubara melonjak luar biasa sangat tinggi," kata Sri Mulyani dalam acara Forum Indonesia Bangkit, Rabu (29/9/2021).

Sri Mulyani mengatakan, kenaikan harga komoditas itu memang memberikan dampak positif. Namun hal itu juga bisa memberikan konsekuensi terhadap postur APBN di tahun 2021 maupun 2022.

Baca Juga: RAPBN 2022 Disetujui, Penerimaan Pajak Ditargetkan Rp1.510 Triliun

"Ini yang harus kita waspadai," ucapnya.

Sebelumnya dirinya juga menyoroti berita gagal bayarnya perusahaan properti raksasa asal China, Evergrande. Menurut dia perkembangan potensi default ini mesti diwaspadai kara bisa berdampak terhadap kondisi perekonomian global.

"Isu stabilitas sektor keuangan terutama di China menjadi perhatian, yaitu terjadinya gagal bayar dari satu perusahaan konstruksi real estate yang sangat besar, yaitu Evergrande," kata Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan saat ini kondisi ekonomi global belum seutuhnya bangkit dari pandemi virus Covid-19.

"Dari sisi downrisk-nya sebetulnya belum membaik, varian delta mutasi virusnya masih akan terjadi, pemulihan ekonomi tidak merata, inflasi di berbagai negara menimbulkan komplikasi," katanya.

Baca Juga: Rincian Cadangan Anggaran Pemerintah Untuk Pariwisata Tahun 2022 Sebesar Rp9,2 Triliun

Dia menjabarkan bahwa Evergrande merupakan perusahaan kontruksi kedua terbesar di China. Kini korporasi itu dirundung utang di atas US$300 miliar.

"Dia mengalami situasi yang sangat tidak mudah dan akan memberikan dampak baik terhadap ekonomi domestik maupun global," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI