Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap bahwa industri pasar modal Indonesia bisa menempati posisi nomor satu di Asia Tenggara.
Hal tersebut dikatakan Erick Thohir dalam acara IDX Opening Bell: Rights Issue BBRI, Rabu (29/9/2021).
Menurut dia potensi untuk menduduki peringkat satu ini sangat terbuka lebar, karena pasar atau market di tanah air yang begitu besar.
"Kita juga ingin menjadi bagian dan mendorong bahwa bursa Indonesia itu terus meningkat, kalau bisa menjadi nomor satu di Asia Tenggara," kata Erick.
Baca Juga: Rights Issue BBRI Terbesar di ASEAN dan Nomor 3 di Asia
Ditengah pandemi Covid-19, pasar modal Indonesia justru terus bertumbuh dengan kinerja yang cukup baik, sehingga menjadikan modal besar bagi Indonesia untuk memimpin pasar investasi di kawasan Asia Tenggara.
"Seperti yang saya dengar banyak bursa itu pertumbuhan yang melambat kita masih yang terbaik bahkan ada bursa yang tumbuh negatif. Nah ini menandakan potensi besar," kata dia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengungkapkan bahwa kondisi industri pasar modal Indonesia menunjukan tren peningkatan.
Hal ini tercermin dari berbagai indikator pasar, mulai dari IHSG, reksa dana, kapitalisasi pasar, obligasi, suplai, dan demand yang terus bergerak naik.
Selain itu tren positif juga ditunjukkan dari sisi nilai kapitalisasi pasar (market cap) yang meningkat 6,13 persen menjadi Rp 7.395 triliun mencapai ytd dari sebelumnya Rp 6.968 triliun per 30 Desember 2020.
Baca Juga: IHSG Dibuka Anjlok ke Level 6.100
Demikian pula dengan aset obligasi per 31 Agustus 2021 yang meningkat 4,35% (ytd) dari sebelumnya tercatat 314 menjadi 327.
Tidak berhenti di situ, dari sisi suplai, OJK juga telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas pendaftaran penawaran umum untuk 126 emisi dengan total nilai hasil penawaran umum mencapai Rp 255,4 triliun lebih yang 38 di antaranya merupakan emiten baru.
Sementara dari sisi jumlah investor juga meningkat cukup tajam, dimana kata dia sepanjang tahun ini investor baru yang terjun ke pasar modal mencapai 1 juta investor, sehingga saat ini total jumlah investor yang tercatat di bursa sebanyak 2,6 juta investor.