Dolar dan Obligasi AS Perkasa, Kilau Emas Kian Redup

Rabu, 29 September 2021 | 08:00 WIB
Dolar dan Obligasi AS Perkasa, Kilau Emas Kian Redup
Ilustrasi emas.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas anjlok lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa, setelah mencapai level terendah tujuh pekan, karena dolar menguat dan imbal hasil obligasi AS melonjak di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih cepat dari perkiraan.

Mengutip CNBC, Rabu (29/9/2021) harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD1.736,81 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 11 Agustus, USD1.726,19 per ounce.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 0,8 persen menjadi USD1.737,5 per ounce.

"Dot plot yang ditetapkan anggota FOMC menandakan kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih cepat dari perkiraan, dan pergerakan yang lebih tinggi dalam kurva imbal hasil terus berdampak negatif pada emas," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities.

Baca Juga: Harga Emas Antam Masih Bertahan di Rp 918.000 per Gram

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun naik kembali di atas 1,5 persen ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, dengan pasar mulai memperhitungkan inflasi yang lebih tinggi di masa mendatang.

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus, tetapi lonjakan imbal hasil US Treasury menumpulkan beberapa daya tarik komoditas yang tidak memberikan bunga.

Indikasi sentimen, kepemilikan SPDR Gold Trust turun 0,3 persen menjadi 990,32 pada sesi Senin.

Chairman The Fed Jerome Powell, Selasa, mengatakan ekonomi Amerika masih jauh dari mencapai lapangan kerja maksimal, komponen kunci dari persyaratan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Stabil Meski Dolar dan Obligasi AS Naik

Sementara itu Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,4 persen membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"USD terapresiasi lebih lanjut selama beberapa hari terakhir, yang menambah tekanan pada harga emas. Pelaku pasar tampaknya memperkirakan kenaikan suku bunga lebih dini akan dilaksanakan oleh The Fed," kata analis Commerzbank.

Logam lainnya perak tergelincir 0,8 persen menjadi USD22,47 per ounce, paladium merosot 4,3 persen menjadi USD1.879,35 per ounce, dan platinum melorot 1,8 persen menjadi USD963,27 per ounce.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI