Suara.com - Sektor UMKM merupakan motor utama pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Sektor ini berkontribusi sebesar 57,24 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional.
Data Kemenkop-UKM menunjukkan, sebanyak 64 juta pelaku usaha, setara dengan 99,99 persen dari total pelaku usaha berasal dari UMKM. Sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang besar, yakni mencapai 117 juta orang. Angka ini mencapai 97 persen dari total tenaga kerja.
Agar daya tahan usaha UMKM semakin tinggi dan skala usahanya semakin besar, pemerintah terus mendorong sektor ini agar go digital. Hingga 2023, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM Go Digital dengan tiga strategi: peningkatan infrastruktur jaringan internet; memaksimalkan program literasi digital; dan pelatihan langsung kepada UMKM.
Terkait daya tahan dan skala usaha, UMKM memiliki beberapa kendala, seperti logistik, legalitas, akses pembiayaan, pendampingan, produksi, dan masalah pemasaran.
Baca Juga: Pemkab Gorontalo Utara Diminta Beri Insentif UMKM Terdampak PPKM
Untuk itu Akurat.co menggelar webinar dengan tema "UMKM Go Digital: Akselerasi Pertumbuhan dengan Melek Pembayaran Digital melalui QRIS dan Akses Permodalan".
Menurut Afriadi, Pimpinan Umum Akurat.co, webinar tersebut merupakan buah kerja sama Akurat.co dengan Nirwana Institute, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, dan Indogen Capital.
Kolaborasi tersebut terwujud karena masing-masing pihak memiliki kepedulian yang sama terhadap nasib UMKM dengan peran dan porsi masing-masing.
Nirwana Institute dan Akurat.co sebagai media online nasional sama-sama memiliki concern pada nasib sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Begitu juga dengan Kantor Perwakilan BI Malang dan Indogen Capital.
"Indogen notabene merupakan perusahaan modal ventura yang aktif mencari startup untuk dikembangkan dan memberikan solusi kepada para pelaku UMKM dengan membuka akses permodalan dan menciptakan ekosistem bisnisnya," kata Afriadi dalam keterangannya, Selasa (28/9/2021).
Baca Juga: Serap UMKM, Indonesia Perluas Ekspor Bulu Mata Dengan Omzet 387,6 Juta Dolar AS
Selain pengetahuan teknis tentang UMKM Go Digital, peserta webinar dari UMKM mendapat penjelasan tentang bagaimana membangun hubungan dengan para investor yang ingin menanamkan modal untuk startup atau UMKM potensial.
Webinar ini akan dilaksanakan via Zoom Cloud Meeting dan YouTube Channel Akurat.co pada Kamis, 30 September 2021 pukul 14.00-16.30 WIB.
Dalam konteks UMKM Go Digital, Bank Indonesia merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki perhatian besar terhadap isu ini. Bank Sentral memanfaatkan peluang dan tren di bidang digitalisasi sistem pembayaran dengan memacu peningkatan penggunaan QRIS untuk transaksi pembayaran UMKM.
QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, yakni standar QR Code untuk sistem pembayaran Indonesia. Sistem ini dikembangkan oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. QRIS menjadi salah satu dukungan BI terhadap Pemerintah dalam menjadikan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian.
Hingga akhir 2021, BI menargetkan sebanyak 12 juta merchant UMKM menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran. Sebanyak 10,4 juta merchant telah terintegrasikan dengan QRIS hingga pertengahan September 2021.
"Dalam konteks mencari solusi atas kendala-kendala tersebut, Webinar "UMKM GO DIGITAL” ini menjadi menarik dan penting," ucap Afriadi.