Suara.com - Sejumlah saham bursa Hong Kong yang berkaitan dengan kripto turun pada perdagangan Senin (27/9/2021) pagi terdampak tindakan pemerintah China yang membuat kripto tertekan di negara itu meski Bitcoin tetap stabil.
Saham manajer aset kripto dan perusahaan perdagangan Huobi Tech, afiliasi dari Huobi Global, salah satu platform perdagangan kripto terbesar di dunia, anjlok lebih dari 30 persen setelah pasar saham dibuka.
Huobi Global mengatakan pada Minggu (26/9/2021) bahwa pihaknya telah berhenti menerima pelanggan baru China daratan mulai Jumat (24/9/2021) dan akan menutup akun milik nasabah yang berbasis di China daratan pada akhir tahun ini untuk mematuhi peraturan setempat.
Pengatur regulasi China makin mengintensifkan tindakan keras pada Jumat (24/9/2021), mereka melarang transaksi dan penambangan uang kripto.
Baca Juga: Pasangan Muda Ini Pilih Saham BBRI dan TLKM untuk Hadiah Ultah Anak
Selain itu, mereka juga menyampaikan bahwa bursa luar negeri dilarang memberikan layanan kepada investor daratan melalui internet dan bahwa karyawan platform perdagangan kripto luar negeri yang berbasis di China daratan akan diselidiki.
OKG Technology Holdings Ltd, sebuah perusahaan fintech dan konstruksi yang mayoritas dimiliki oleh Xu Mingxing pendiri tempat pertukaran (bursa) kripto OK Coin, anjlok lebih dari 20 persen.
Namun, mata uang kripto diperdagangkan dengan kuat pada Senin, setelah rebound dari penjualan yang didorong oleh tindakan keras China karena spekulan membeli saat harga jatuh.
Bitcoin naik sekitar 2,4 persen di perdagangan Asia menjadi diperdagangkan di 44.250 dolar AS, setelah jatuh sedikit di bawah 41.000 dolar menyusul pengumuman larangan total pada penambangan dan transaksi kripto di China pada Jumat (24/9/2021) - tindakan keras yang paling luas.
Mata uang kripto saingan Bitcoin, Ether juga menguat 3,0 persen menjadi 3.163 dolar dan telah menutup kerugian pada Jumat (24/9/2021).
Baca Juga: Baru Dua Tahun Eksis, Ajaib Sukses Gandeng 1.032.822 Investor Saham