Diklaim Potensi Tambang Emas Kalahkan Grasberg, Blok Wabu Jadi Rebutan Pengusaha

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 26 September 2021 | 08:10 WIB
Diklaim Potensi Tambang Emas Kalahkan Grasberg, Blok Wabu Jadi Rebutan Pengusaha
Kawasan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia (PTFI ) di Tembagapura, Mimika, Timika, Papua, Minggu (15/2).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Blok Wabu di Intan Jaya, Papua diklaim memiliki potensi kandungan emas yang lebih besar dari tambang Grasberg milik Freeport Indonesia.

Bahkan blok ini diklaim jadi rebutan para konglomerat usai dikembalikan oleh Freeport Indonesia ke pemerintah sebelum 2018 lalu.

Holding perusahaan tambang Mining and Industry Indonesia atau MIND ID pernah menyampaikan wilayah tambang terbuka tersebut memiliki potensi emas yang diperkirakan mencapai 8,1 juta ounces.

Meski sempat termasuk dalam wilayah kerja (Blok B) PT Freeport Indonesia di kontrak karya, Blok Wabu belum sempat ditambang sebelum diserahkan kembali kepada pemerintah.

Salah satu pihak yang cukup tertarik dengan blok wabu adalah MIND ID dan PT Aneka Tambang Tbk. Kedua pihak sudah menyatakan ketertarikan untuk mengelola blok tersebut. 

Antam sebagai anak perusahaan MIND ID pun telah menyatakan komitmennya untuk menggandeng badan usaha milik daerah (BUMD) jika dipercaya sebagai pengelola Blok Wabu.

Dalam kesempatan lain, MIND ID juga menyampaikan bahwa hasil penghitungan sumber daya pada 1999 untuk kategori measured, indicated, dan inferred terdapat sekitar 117,26 juta ton dengan average 2,16 gram per ton emas.

Sebelumnya, Freeport Indonesia sudah dipastikan menarik diri terhadap pengelolaan Blok Wabu di Papua kendati diklaim memiliki kandungan yang menjanjikan.

Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan Blok Wabu adalah salah satu wilayah dalam Blok B di kontrak karya yang lalu.

Baca Juga: PON 2021: Hari Pertama Cabang Sepak Bola Sajikan Big Match Jabar vs Papua

Perusahaan telah melakukan eksplorasi blok dengan wilayah total 200.000 hektare tersebut, tetapi memutuskan tidak tertarik untuk melakukan penambangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI