Suara.com - Hingga Agustus 2021 pemerintah sudah menarik utang sebanyak Rp 550,6 triliun, utang itu digunakan untuk menutup sejumlah pembiayaan yang ada dalam APBN 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penarikan utang ini mencapai 46,8 persen dari target utang dalam APBN 2021 sebesar Rp 1.177,4 triliun.
"Dalam UU APBN dituliskan target utang tahun ini (untuk) defisit 5,7 persen dari GDP adalah totalnya Rp 1.177,4 Triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, ditulis Jumat (24/9/2021).
Sri Mulyani berujar realisasi pembiayaan utang ini turun 20,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Baca Juga: Hingga Agustus 2021 Penerimaan Pajak Tumbuh 9,5 Persen
"Kalau kita lihat growth-nya bahkan dibanding tahun lalu terjadi negatif growth dari pembiayaan utang kita yaitu 20,5 persen," katanya..
Pemerintah sendiri menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rp 1.207,3 triliun sepanjang 2021. Namun sampai akhir Agustus, penerbitan baru mencapai Rp 567,4 triliun atau 47 persen.
Sri Mulyani lebih memilih untuk memaksimalkan penggunaan Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun 2020 dan perpanjangan mekanisme tanggung renteng (burden sharing) bersama Bank Indonesia dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) III.
"Penggunaan SAL menyesuaikan investasi dan karena ada SKB dengan BI, sekarang menyebabkan urgensi untuk issuance atau kebutuhan penerbitan SUN bisa diturunkan dan turunnya cukup drastis 20,5 persen dibanding tahun lalu," ucap Sri Mulyani.
Baca Juga: Aksi Perampok Modus Penagih Utang di Medan, Bilang Motor Belum Bayar!