Suara.com - Kelapa sawit adalah komoditas yang besar dan sangat potensial di Indonesia, namun edukasi soal sawit kepada masyarakat khususnya generasi muda masih sangat diperlukan, terlebih isu yang kerap memojokann kelapa sawit masih saja kerap muncul.
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, penyampaian informasi yang berguna serta baik dan benar sangat diperlukan oleh masyarakat dalam mengembangkan wawasan khususnya soal sawit.
Sebab itu, diadakan kegiatan SAWIT FEST 2021, yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Bumitama Gunajaya Agro Group, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asian Agri Group, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk., dan PT Cisadane Sawit Raya Tbk.
Dengan ditetapkannya SAWIT FEST 2021 yang jatuh pada Bulan Agustus 2021 ini, sekaligus pula sebagai rangkaian kegiatan dalam memeriahkan hari kemerdekaan melalui peningkatan semangat generasi muda dalam beraktivitas dan kreatif membangun negara serta karakter bangsa yang positif sehingga menjadi generasi pembangun yang berjiwa Pancasila.
Baca Juga: Mengusung Sawit di Bumi Anoa dengan Meninjau Potensi Ekspor Sawit
Rangakaian kegiatan yang masih berkaitan dengan HUT RI Ke-76 Tahun di tengah masa pandemi Covid19 ini, “SAWIT FEST 2021” di harapan mampu pula meningkatkan sebaran literasi sawit pada generasi muda Indonesia dan memperluas edukasi sawit, serta membangkitkan semangat generasi muda yang cerdas dan kreatif membangun bangsa.
Diungkapkan Ketua Pelaksana SAWIT FEST 2021, Iis Islahudin, kegiatan ini ternyata memperoleh sambutan yang luar biasa dari para generasi muda hingga umum. Dari catatan penyelenggara SAWIT FEST 2021, peserta lomba secara total dari keempat kategori yakni, Desain Poster, Fotographi, penulisan Esai dan Video Kreatif mencapai 2.394 peserta dengan penyerahan karya sebanyak 3.196 karya.
Masih dalam catatan penyelenggara, kesertaan lomba tersebut faktanya diikuti seluruh usia baik itu usia Sekolah Dasar hingga tingkat Doctoral serta khalayak umum. Pada kesempatan tersebut, para peserta ternyata tidak juga semua kenal dengan kelapa sawit, lantaran ada pula akibat ikut lomba ini mereka mencari informasi terkait kelapa sawit.
“Lomba ini dilakukan untuk memberikan literasi tentang kelapa sawit, namun dengan cara para peserta mencari informasi tentang sawit dengan caranya sendiri,” katanya saat memberikan laporan hasil lomba yang telah dilakukan, saat acara Sawit Fest Award 2021, dengan tema “Ketangguhan Sawit Menumbuhkan Indonesia” ditulis Jumat (24/9/2021).
Menarik dalam acara ini, banyak kalangan peserta yang mulai paham dengan kelapa sawit, dan mulai mengenal sektor kelapa sawit dengan baik.
Baca Juga: Dongkrak Perekonomian Indonesia dengan Ekspor Komoditas Kelapa Sawit
Dalam, kesempatan ini juga penilaian lomba dilakukan dengan secara ketat dan melibatkan para praktisi professional dibidangnya, untuk penjurian poster dilakukan oleh Dina Permana dari Asian Agri, Lantas fotographi melibatkan PJ. Leo Redaktur Foto Jakarta Post, penilaian tulisan esai dilakukan oleh Tofan Mahdi selaku Ketua Bidang Komunikasi GAPKI dan Video Kreatif dinilai oleh Kepala Divisi Perusahaan
BPDP-KS, Achma Maulizal Sutawijaya.
Penjurian dilakukan dengan sangat hati-hati melalui kriteria penilaian, misalnya untuk fotographi dinilai dengan kriteria kesesuaian tema, kreativitas, komposisi gambar (mutu, teknik, angle), penyampaian makna, jumlah likes dan komen dalam postingan karya.
Lantas untuk desain poster mesti memenuhi kriteria Ide atau gagasan, Kesesuaian tema, kreativitas, kejelasan maksud dan tujuan dari poster tersebut (Komunikatif, informatif, edukatif, dan persuasif), kerapian dan komposisi poster, jumlah likes dan komen dalam postingan karya.
Sementara kriteria peniliaian tulisan esai yakni kesesuaian judul dengan tema, orisinalitas, kreativitas gagasan, konten yang dituliskan, Data dan sumber informasi, terakhir untuk penilaian video kreatif meliputi, kesesuaian ide dengan tema, konsep dan kreativitas, konten video (Informatif, edukatif, komunikatif), alur video kreatif, jumlah like dan komentar.
Diungakapkan Pemimpin Redaksi InfoSAWIT, Ignatius Ery Kurniawn, kelapa sawit disadari menjadi komoditas yang kedepannya akan menjadi salah satu komoditas penopang ekonomi bangsa.
Hanya saja kata Ery, tatangan kedepan ada di generasi muda, lantaran generasi ini akan menjadi penentu pengembangan sawit kedepannya, dan selayaknya bisa memberikan estafet kepada generasi muda untuk terus betumbuhnya industry kelapa sawit.
“Kami juga memberikan apersasi kepada seluruh pihak yang sampai saat ini banyak pihak mendukung kelapa sawit dan mewujdukan pendidikan secara kretaif bagi generasi muda,” tandas dia.
Sementara, diungkapkan, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnegotarigan, masa ini adalah masa yang krusial untuk semua , kendati masih dalam masa pandemi tidak menghentikan kreativitas para generasi muda dalam berkreasi untuk menghasilkan karya.
Kata Abetnego, generasi milenial dan gen Z sampai sampai saat ini telah menapai 50% dari populasi di Indonesia, dengan kondisi ini akan berdampak pada pengembagan bangsa kedepan. Lebih lanjut tutur Abetnego saat menjadi pemapar dalam Anugerah Sawit Fest 2021, banyak kreativitas dan upaya dari para peserta untuk menghasilkan karya terbaik, tetapi juga dia mengingatkan jangan sampai hanya melihat sisi baiknya saja tetapi juga harus tetap kritis untuk melakukan pembenahan, reorganisasi dari para ganerasi muda untuk bisa mengembangka industry kelapa sawit.
“Kelapa sawit maampu menyerap sekirar 16 juta pekerja, dimana sebanyak 4,2 juta pekerja lagsung dan sekitar 12 juta pekerja tidak langsung,” tutur Abetnego.
Senada dikatakan Direktur Kemitraan BPDP-KS, Edi Wibowo, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, Indonesia mampu meraih pendapatan devisa negara tahun 2020 dari sektor minyak sawit dan turunannya, sebesar US$ 21,04 Miliar atau 13,58% terhadap neraca non migas.
Besarnya pendapatan devisa negara dari sektor sawit ini, merupakan keberhasilan bagi seluruh pemangku kepentingan sawit nasional.
Pentingnya keberadaan minyak sawit bagi perekonomian nasional, telah berdampak positif terhadap bertumbuhnya ekonomi kerakyatan. Dari berbagai pelosok desa, kota/kabupaten, provinsi hingga pusat, geliat ekonomi sawit telah banyak memberikan manfaat luar biasa terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan bagi tujuan pembangunan nasional berkelanjutan (SDGs).
Industri sawit nasional dari hulu hingga hilir memiliki peranan penting bagi pembangunan nasional.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, tercatat empat aspek indikator, yaitu; Pertama, menciptakan lapangan kerja sebanyak 4,2 juta orang pekerja langsung dan 12 juta orang pekerja tidak langsung. Kedua, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Ketiga, Berkontribusi terhadap perolehan devisa negara, rata-rata sebesar 13,5%
dari ekspor non migas setiap tahunnya. Dan keempat, mendorong kemandirian energi melalui bahan bakar nabati atau biodiesel yang menghemat devisa impor solar senilai US$ 8 Milyar per tahun.
Melalui keberadaan minyak sawit berkelanjutan yang mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan manusia, dan menjaga harmonisasi sosial dan kelestarian lingkungan selaras dengan tujuan pembangunan nasional dalam menjaga harmonisasi People, Profit dan Planet (3P).
Sesuai pula dengan prinsip dan kriteria Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang secara mandatori telah dilaksanakan para pemangku kepentingan minyak sawit.
Pembangunan kelapa sawit berkelanjutan berlandaskan ISPO, juga digadang-gadang akan menjadi senjata pamungkas dalam menangkal berbagai
tudingan negatif terhadap minyak sawit.
“Melalui SAWIT FEST ini diharapkan menjadi momentum bagi tumbuhnya generasi muda yang akan menjadi perisai minyak sawit berkelanjutan Indonesia. Melalui kepedulian millenial ini, maka minyak sawit akan mendapat kekuatan penuh guna menjawab berbagai tudingan negatif selama ini,” kata Edi.
Lain halnya dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonsia (GAPKI), Joko Supriyono, sepuluh tahun silam perspektif terhadap kelapa sawit masih sangat buruk, ada yang masih kelapa sawit baing deforestasi , tidak sehat dan kampanye negatif lainnya.
Padahal kata Joko, bicara sawit itu tidak main-main lantaran, produki kelapa sawit di Indonesia telah sangat besar, baik itu sebagai konsumsen dan eksportir terbesar di dunia.
“Kita sudah sebagai produsen sawit terbesar, oleh karea itu kita mengajak para generasi muda tidak hanya terbesar maka kita juga harus kuat. Kita juga harus menang bersang di pasar kenpa perlu emang bersang karena sainagannya
banyak,” kata Joko.
Lebih lanjut tutur Joko, kedepan tren kelapa sawit harus baik dan sustainable dan terus moving forward. Lantas perlu dipahami bahwa sawit itu adalah pertanian, jadi semua yang ditanam itu mesti sustainable.
“Sawit itu menghasilkan penghijauan dan menghasilkan oksigen, produksinya renewable bisa diperbaharui,” katanya.
Lantas, dimata Direktur PT Cisadane Sawit Raya Tbk, Seman Suhenda, diharapakan tidak seperti di Malaysia yang perkebunan kelapa sawitnya dianggap 3D, yakni Dirty (kotor), Dangerous (bahaya) dan Degrading (merendahkan).
“Sebab itu industri kelapa sawit di Malaysia seperti terhenti pengembangannya, dan sulit dalam memperoleh tenaga kerja,” jelas Seman.
Apalagi Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam mengembangkan sektor sawit ini, seperti berada di jalur khatulistiwa, memiliki iklim yang cocok dengan sawit, alhasil pohon menghasilkan produktivitas tinggi.
“Sebab itu kenapa kita harus menolak sawit, semestinya itu menjadi berkah bagi Indonesia yang patut disyukuri,” tandas Seman.
Lebih lanjut tutur Seman, salah satu dampak kelapa sawit yang buruk adalah banyaknya informasi yang salah mengenai kelapa sawit. Sebab itu banyak tugas yang harus dikerjakan terkait pembelajaran yang gamblang mengena sawit sesuai fakta kepada generasi muda.
“Kita perlu melawan kampanye negative dengan cara-cara yang intelektual dengan memberikan infomasi sesuai fakta,” tandas Seman.