Suara.com - Harga minyak meroket pada perdagangan Kamis, dengan Brent menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, didukung meningkatnya permintaan bahan bakar dan penarikan stok minyak mentah Amerika karena produksi tetap terhambat di Teluk Meksiko setelah hantaman dua badai.
Mengutip CNBC, Jumat (24/9/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,06 atau 1,4%, menjadi USD77,25 per barel, harga tertinggi sejak pertengahan Juli.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD1,07 atau 1,5%, menjadi USD73,30 per barel.
"Kenyataannya sedang terjadi - ada lebih banyak pembicaraan tentang pengetatan persediaan global dan ada kekhawatiran mengenai masalah pasokan memasuki musim dingin," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Baca Juga: Stok AS Menipis, Harga Minyak Dunia Melambung
Dukungan tambahan mungkin datang ketika Gedung Putih mengambil sikap lebih keras terhadap Iran, papar dia.
Rabu, kedua kontrak melambung 2,5% setelah Badan Informasi Energi (EIA) AS melaporkan stok minyak mentah Amerika dalam sepekan hingga 17 September menyusut 3,5 juta barel menjadi 414 juta - tingkat terendah sejak Oktober 2018.
Kemampuan ekspor Iran sebagian bergantung pada upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Prospek tersebut tetap terbuka tetapi Teheran belum mengindikasikan apakah pihaknya bersedia untuk melanjutkan pembicaraan di Wina, kata pejabat senior Amerika.
Juga mendukung harga, sejumlah anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya berjuang untuk meningkatkan output setelah beberapa tahun minimnya investasi atau pekerjaan maintenance yang tertunda akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bakal Terdampak Melemahnya Permintaan