Jumlah Start-up Unicorn di Indonesia Kalah Jauh dari AS dan China, Apa Penyebabnya?

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 22 September 2021 | 11:42 WIB
Jumlah Start-up Unicorn di Indonesia Kalah Jauh dari AS dan China, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah unicorn Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan China dan Amerika. Pemerintah daerah yang terlambat menyadari potensi lokal dan minim dukungan diduga jadi penyebabnya.

CEO MDI Ventures Donald Wihardja menyebut, baru sekitar lima tahun belakangan investor lokal mulai melirik start-up atau perusahaan rintisan lokal.

Keterlambatan ini diduga jadi salah satu penyebab Indonesia tertinggal dengan China dan Amerika Serikat.

Saat ini, baru ada 8 perusahaan unicorn di Indonesia. Sementara China dan Amerika Serikat masing – masing memiliki lebih dari 100 unikorn.

Baca Juga: Profil Paul Munster, Pelatih Bhayangkara FC yang Kritik Shin Tae-yong

“Dahulu hanya ada segelintir investor [Venture Capital/VC], dengan modal kecil, yang terfokus di sana, sedangkan Private Equity [PE], family office, dan corporate tidak ‘mengerti’ sektor ini,” kata Donald, dilansir dari Solopos.com --jaringan Suara.com.

Donald menambahkan VC generasi pertama hanya dapat mengumpulkan sedikit uang, di bawah US$30 juta per VC, dan terutama dari individu yang juga belum berani main banyak di sini.

Donald lantas menyebut, hal ini mengakibatkan VC hanya berani investasi kecil dan banyak membuka peluang bagi VC-VC regional untuk bergabung atau tergabung bersama dalam coinvest.

Saat ini VC mulai mengumpulkan dana dari institusi pendanaan global, dengan pendanaan generasi 2020 ke atas yang berukuran US$100 juta ke atas.

“Yang juga perlu diketahui adalah, walaupun VC nya lokal dan mempunyai independensi lokal yang kuat, uang yang mereka salurkan banyak dari investor Internasional, dari USA, Eropa, dan Asia. Karena yang “kenal” asset class ini lebih investor internasional,” kata Donald.

Baca Juga: Ronald Koeman Dihujat karena Mainkan Pique Sebagai Striker dan 4 Berita Bola Terkini

Menurut dia, dana lokal terbanyak dalam negeri berasal dari korporasi atau konglomerat Indonesia.

Melalui kerja sama yang terjalin antara VC dan korporasi muncul kesempatan untuk menumbuhkan alokasi dana yang bisa mendukung perusahaan rintisan.

Donald juga menjelaskan, MDI Ventures adalah korporasi Venture Capital yang menyalurkan dana milik Telkom Indonesia.

“Setelah kami membuktikan kami bisa mengelola US$100 juta pertama kami di 2016-2020, Telkom bisa langsung memperbesar alokasi dananya 5x lipat [US$500 juta]” kata Donald.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI