Suara.com - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Selasa, karena investor khawatir atas kebangkrutan perusahaan properti raksasa asal China Evergrande dan mendorong pembelian logam kuning tersebut.
Mengutip CNBC, Rabu (22/9/2021) harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD1.776,09 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD1.778,20 per ounce.
"Kekhawatiran baru-baru ini tentang pertumbuhan ekonomi global, atau lebih khusus lagi, perlambatan ekonomi China, yang cukup untuk melampaui pemulihan ekuitas," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
"Namun, gambaran teknikal untuk emas tetap bearish jangka pendek", kata Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.
Baca Juga: Efek Negatif Evergrande, IHSG Seharian Berada di Zona Merah
Pengaruh positif dari tergelincirnya dolar AS dan kenaikan harga minyak mentah juga mengangkat emas, kata Wyckoff.
Komite Pasar Terbuka Federal akan merilis pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi terbaru pada akhir pertemuannya. Beberapa analis meyakini The Fed bisa mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset pada kuartal keempat, yang bisa mendorong emas bergerak lebih rendah.
Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mengangkat imbal hasil obligasi, meningkatkan biaya peluang memegang emas tanpa bunga.
"Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah apakah ketidakpastian pasar saat ini akan mengubah garis waktu prospektif yang mungkin dimiliki The Fed ketika mengumumkan pengurangan pembelian aset," kata Michael Hewson, Kepala Analis CMC Markets UK.
Perak melonjak 1,3% menjadi USD22,54 per ounce. Platinum melambung 4,7% menjadi USD953,48 per ounce, yang menurut Meger mengikuti rebound ekuitas sebagai tanda potensi pertumbuhan ekonomi, sementara paladium melesat 1,6% menjadi USD1.916,67 per ounce.
Baca Juga: Efek Negatif Evergrande, IHSG Seharian Betah di Zona Merah