Dari persaingan yang sehat, di mana nantinya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya. Dengan adanya digitalisasi ini dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah BJBR pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja BJBR ke depannya.
Analis Senior CSA Reza Priyambada melihat kinerja BJBR cukup baik.
"Di mana sepanjang semester pertama dia punya pendapatan dan laba mengalami kenaikan saat itu ditopang oleh kredit. Di satu sisi dia mampu mengelola kreditnya dan pendapatan mereka berpengaruh ke pendapatan yang memberikan kinerja mereka," kata Reza.
Ia menambahkan bahwa dari sisi beban juga, BJBR mampu terkelola dengan baik dan ada peningkatan laba.
"Kalau dilihat dari chartnya cukup menarik pergerakan dari bjbr sekarang posisi di 1.300 an kemudian waktu awal tahun sempat di 1.800 an masih memiliki potensi kenaikan yg cukup besar," ujarnya.
"Target BJBR Kalau dalam waktu dekat 1.450. Tapi kalau dilihat dari rekomendasi 1.800-1900 itu bisa menjadi acuan target price mereka," Reza menambahkan.
Senada, Analis Pasar Modal sekaligus Ekonom LBP Institute Lucky Bayu Purnomo memprediksi saham BJBR akan cenderung menguat hingga akhir tahun ini.
"Saya berikan target harga 1345 sekarang hingga penutupan tahun cenderung menguat targetnya hingga 1625 akhir tahun 1650 itu adalah harga tertinggi sejak tahun 2011. Jadi ada tren menguat dari harga saat ini," kata Lucky.
Kata dia, BJBR sebenarnya bank yang sudah memiliki market share yang identik. Jadi populasinya sudah memiliki yang sudah identik terhadap satu kegiatan keuangan misalnya kredit.
Baca Juga: Bank bjb Raih Penghargaan The Most Innovative Bank Transformation
"Market share BJBR ini dominan pada konsumen yg sudah lama itu yang membuat saham BJBR cukup menarik. Tantangan di persaingan bank dan inovasi BJBR harus bergegas melakukan terobosan sehingga memberikan suatu perbedaan industri dan wilayah atau daerah," jelasnya.