Perjalanan Idea Indonesia dari Bangunan Tua Hingga Melantai di BEI

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 17 September 2021 | 05:58 WIB
Perjalanan Idea Indonesia dari Bangunan Tua Hingga Melantai di BEI
Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi, Eko Desriyanto.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Idea Indonesia Akademi Tbk perusahaan dengan kode saham IDEA melakukan IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana kepemilikan saham pada 2 - 7 September 2021. Saham perdana ditawarkan dengan harga Rp 140 per saham dengan total dana yang diraup sebesar 29,7 M

Untuk mencapai ke titik ini, jelas bukan pekerjaan mudah. Jatuh bangun dan jalan berliku telah dialami Eko Desriyanto, Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi, Tbk yang juga perintis perusahaan ini.

Bermodal pengalaman pernah ditipu mitranya sendiri, Eko mendirikan IDeA Indonesia di Lampung. Perusahaan ini dia rintis dari sebuah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) kecil pada 2009.

“IDeA Indonesia saya dirikan untuk mewujudkan gagasan pendidikan vokasi ideal bagi Indonesia, yang tidak hanya mendidik dan melatih, tapi juga membantu penyaluran kerja,” kata Eko ditulis Jumat (17/9/2021).

Waktu mendirikan perusahaan ini, Eko nyaris tidak memiliki modal. Bahkan untuk gedung, dia menempati bangunan tua bekas sekolah yang sudah tidak beroperasi.

“Saya tidak memiliki modal, kecuali untuk biaya pengecetan ulang gedung, mencetak brosur, dan biaya operasional tiga karyawan,” ujarnya.

Modal pertama uang sebesar Rp 30 juta dia dapatkan dari pinjaman seorang teman. Sedangkan untuk tenaga pendidik, dia dibantu beberapa teman dan praktisi industri yang mengajar secara paruh waktu di IDeA Indonesia.

“Kegiatan rekrutmen calon siswa dilakuan secara door to door ke sekolah-sekolah. Hasilnya selama 9 bulan sosialisasi, hanya 14 siswa yang berhasil direkrut menjadi peserta pelatihan,” tutur Eko.

Pria yang diangkat menjadi Presiden Direktur PT IDeA Indonesia Akademi Tbk pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Februari 2021 lalu ini, banyak menghadapi kendala saat merintis, mulai dari kondisi gedung yang kurang layak, hingga penolakan dari pihak sekolah untuk presentasi.

Baca Juga: Petinggi BEI Prediksi Tahun Depan Bakal Lebih Cuan

“Masyarakat masih menganggap karier di industri hospitality tidak memiliki masa depan jelas,” kata Eko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI