Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat segalanya semakin tidak pasti. Begitu banyak hal dapat berubah hanya dalam hitungan hari, mulai dari jumlah kasus meningkat secara eksponensial, kebijakan publik kerap berubah karena merujuk pada situasi dan kondisi terkini, aktivitas dan mobilitas dibatasi, dan penelitian terkait Covid-19 masih berlanjut dan terus berkembang.
Hal ini pula yang membuat Hyatt Regency Yogyakarta berbenah karena industri pariwisata jadi sektor yang paling parah terdampak pandemi. Hotel ini telah bertransformasi menjadi tempat yang lebih inklusif di mana semua orang disambut dengan hangat, tanpa kecuali.
Sejumlah terobosan dilakukan Hyatt Regency Yogyakarta agar tamu tetap nyaman melepas penat di masa pandemi. Selain itu, ada beberapa fasilitas baru yang bisa dinikmati para tamu, di antaranya Angkringan, Night Driving Range, driving range terbaik di Yogya, kebun binatang mini bernama HyZoo, tempat tamu dan anak-anak dapat belajar dan berinteraksi dengan hewan dari dekat, dan yang paling anyar, Hyatt ATV yang baru saja diluncurkan pada bulan September ini.
Para pecinta adrenalin juga bisa menjajal track offroad Hyatt ATV sepanjang 350 meter yang menantang. Garis start Hyatt ATV ini sangat unik karena dimulai dari atas joglo tinggi dengan panggung kayu.
Baca Juga: Sembilan Peserta Tes CPNS Positif COVID-19, 96 Orang Lainnya Gugur
Sembari menuruni joglo, tamu akan disuguhi view taman dan golf course yang menawan. Setelah itu tantangan sebenarnya baru dimulai. Tamu akan melewati beberapa rintangan seperti gundukan tanah untuk jumping, tikungan tajam, menukik turun ke kubangan yang pasti bisa meningkatkan adrenalin.
Tamu juga disuguhkan track memasuki lorong pepohonan yang ditutupi kanopi dedaunan yang membuat suasana serasa di hutan belantara, dan masih banyak rintangan seru yang sayang untuk dilewatkan.
Fasilitas ini bisa dinikmati tamu mulai dari anak-anak usia enam tahun hingga tamu dewasa. Sebelum berkendara, tamu harus mengenakan helm yang sudah disediakan untuk menjamin keamanan.
Hyatt ATV tersedia setiap hari, pukul 12.00-20.00 dengan harga Rp50.000 untuk 5 menit, Rp75.000 untuk 10 menit dan jika masih belum puas, tamu dapat menyusuri track selama 15 menit dengan harga Rp100.000.
Di sisi kuliner, hotel ini membuka gerai baru yang terinspirasi dari angkringan tradisional yang sering ditemui di sudut kota Jogja, yakni Angkringan Hyatt.
Baca Juga: Donasi Kemanusiaan Danone Indonesia untuk Penanggulangan Pandemi Covid-19
Angkringan Hyatt menyuguhkan menu yang lezat dan higienis dengan pemandangan lapangan golf dan taman seluas 22 hektar, menjadikan angkringan kekinian ini yang terbaik di Jogja.
Angkringan Hyatt menawarkan menu bertajuk Angkringan 2.0, yang terdiri dari aneka sajian angkringan tradisional yang dikemas ala hotel bintang lima.
Pengunjung bisa menikmati aneka gorengan dan rebusan, sate, mie, wedang tradisional, dan tidak ketinggalan Nasi Goreng Kecombrang yang menjadi primadona Angkringan Hyatt.
Nasi Goreng Kecombrang ini terbilang unik karena dimasak dengan bunga kecombrang yang memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Dicampur dengan ikan asin, petai, tauge dan rempeyek menjadikan nasi goreng ini gurih dan nikmat.
Usai sukses membawa menu spesial Angkringan 2.0 di awal tahun, Hyatt Regency Yogyakarta kembali berinovasi dan menghadirkan Angkringan 3.0.
Berbeda dengan menu sebelumnya yang mengadaptasi makanan dan minuman tradisional yang biasa dijajakan di angkringan, Angkringan 3.0 terdiri dari menu fusion yang unik dan kreatif. Cocok bagi pecinta kuliner yang gemar bereksplorasi.
Nasi Kucing Onigiri, misalnya. Nasi ini perpaduan dari nasi kucing yang sering dijumpai di angkringan dengan onigiri khas Jepang.
Bedanya, Nasi Kucing Onigiri dengan nasi kucing lainnya adalah menu ini disajikan dengan salmon cincang dengan bumbu kecombrang dan dibalut rumput laut. Menu lainnya yang wajib dicoba adalah Spaghetti Mercon, spaghetti dengan potongan daging yang dimasak dengan bumbu pedas khas Jawa.
Melalui inovasi dan kreativitas, Hyatt Regency Yogyakarta berhasil beradaptasi dengan keluwesannya tanpa mengurangi kualitas produk dan layanannya. Inilah kunci untuk bertahan di tengah ketidakpastian.