Suara.com - BPJS TK atau Ketenagakerjaan yang juga diketahui sebagai BP Jamsostek memproyeksikan klaim jaminan hingga akhir 2021 nanti membengkak dari perkiraan awal.
Diungkapkan oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo, saat ini realisasi klaim jaminan mencapai Rp26,14 triliun. Angka itu melebihi estimasi pada Agustus 2021 dengan perkiraan Rp23,26 triliun.
“Kami melihat untuk klaim ini prognosa kami melebihi estimasi semula besarnya klaim 2021. Hal ini disebabkan dengan banyaknya pengangguran dan yang keluar dari pekerjaan, maka klaim JHT [Jaminan Hari Tua] meningkat,” ujar Anggoro dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (15/9/2021) kemarin.
Tidak hanya itu, pandemi COVID-19 juga turut berkontribusi terhadap peningkatan klaim jaminan kematian. Hingga akhir taun, diperkirakan ralisasi klaim mencapai Rp40,61 triliun.
Baca Juga: Terancam Sanksi Pidana, Pemilik Sertifikat Vaksin COVID-19 Palsu Diburu Polisi
Melansir dari Solopos.com --jaringan Suara.com, angka itu melambung tinggi dibandingkan target 2021 yang ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar Rp34,89 triliun.
Selain itu, jumlah tersebut juga naik signifikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, seperti pada 2018 realisasi klaim sebesar Rp27,6 triliun, 2019 Rp29,72 triliun, dan pada 2020 sebesar Rp36,45 triliun.
Namun demikian, kepesertaan justru malah berada di bawah target pada akhir tahun yang hanya mencapai 30,5 juta orang, lebih kecil dari tareget dengan jumlah 33,67 juta orang.
Anggoro mengatakan, target tidak tercapai karena adanya dampak gelombang kedua kasus Covid-19 pada tahun ini.
Kepesertaan baru sebetulnya terus bertambah sebesar 11,4 juta orang sampai dengan Agustus 2021, tetapi jumlah peserta yang keluar juga cukup tinggi akibat jumlah pengangguran yang bertambah signifikan.
Baca Juga: 3.000 Orang Positif Covid Berkeliaran di Mal, Kinerja Pemerintah Dikritik
“Dilihat dari Desember 2020 sebesar 29,98 juta dan sampai Agustus 2021 29,2 juta, masih turun. Padahal angka peserta baru terus nambah. Namun, kami optimistis dari angka mulai bergerak sejak Maret, Juni, Agustus, bisa di angka 30,5 juta akhir tahun ini,” kata dia.
Namun demikian, Anggoro menyebut bahwa realisasi iuran masih berjalan sesuai target. Realisasi iuran sampai dengan Agustus 2021 telah mencapai Rp50,32 triliun atau 65,7 persen dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp76,58 triliun.
“Sampai akhir tahun prognosa kami iuran masih sesuai target yang ditetapkan,” tutupnya.