Suara.com - Bursa Efek Indonesia atau BEI memprediksi kondisi perekonomian dalam negeri pada tahun depan bakal lebih baik, begitu juga dengan kinerja pasar modal Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, beberapa indikator perbaikan pasar modal mulai terlihat seperti rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), dan jumlah investor yang mengalami pertumbuhan positif di tahun 2021.
"Indikator-indikator tersebut menjadi faktor penting dalam memprediksi pasar modal di masa mendatang," kata Nyoman kepada wartawan, Kamis (16/9/2021).
Selain itu, dengan adanya sentimen positif terkait perkembangan ekonomi global maupun domestik serta dukungan dan komitmen dari regulator-regulator terkait makin membuat para pelaku pasar modal makin optimistis.
Baca Juga: 25 Perusahaan Masuk Pipeline IPO BEI, Siap Raup Dana Triliunan
Dengan kondisi tersebut Nyoman pun meyakini bahwa hajatan Intial Public Offering (IPO) pada tahun depan Bakal lebih semarak dan banyak lagi.
"Kami optimis kegiatan IPO di tahun depan akan lebih promising," ucapnya.
Asal tahu saja, pandemi Covid-19 menimbulkan guncangan ekonomi yang begitu hebat, begitu juga terhadap kinerja pasar modal. Pada awal pandemi Covid-19 kinerja pasar modal Indonesia sempat terpuruk di titik terendah yakni sebesar 3.937. Namun pada hari ini IHSG telah bangkit lagi ke level 6.109.
Begitu juga terkait IPO, sepanjang tahun ini sebanyak 38 perusahaan sudah melakukan hajatan IPO dengan total dana fundraising mencapai Rp 32,1 triliun, sedangkan yang masih menunggu untuk IPO sebanyak 25 perusahaan.
Baca Juga: Gairah Investasi di DIY Meningkat Selama Pandemi, Per Agustus Capai 96.692 Investor