Kapal Pelni Tujuan Papua Berhenti Berlayar, Petani Bawang Merah Makin Tercekik

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 16 September 2021 | 16:02 WIB
Kapal Pelni Tujuan Papua Berhenti Berlayar, Petani Bawang Merah Makin Tercekik
BAwang merah petani di pulau Semau, Kabupaten Kupang tertahan di pelabuhan karena kapal Pelni berhenti berlayar 9Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setidaknya 12 ton bawang merah dari para petani di pulau Semau, Kabupaten Kupang tak bisa dipasarkan ke Papua karena kapal Pelni KM Sirimau rute Kupang-Papua dihentikan pelayarannya.

"Di gudang saya ada 12 ton yang bingung harus dijual kemana sekarang, karena selama ini proses jualnya dikirim ke Papua, karena ada pembeli di sana," kata pedagang bawang merah Semau Petrus Tausbele kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Kamis (16/9/2021).

Terlebih, menurutnya, saat ini para petani bawang merah di pulau itu juga menjerit karena bawang merah mereka juga menumpuk usai jalur pemasaran ke Papua tidak bisa diakses.

Petrus mengaku bahwa dirinya secara rutin membawa hasil pertanian tersebut ke Papua. Namun saat ini terpaksa terhenti.

Baca Juga: Daftar 25 Atlet Cilogon Bertanding di PON Papua, Target Juara

"Kapal Sirimau (milik PT.Pelni) yang biasa kami numpang. Tapi sejak Juli itu tidak ada lagi. Jadi sekarang bawang semua menumpuk," jelas Petrus.

Ia mengatakan, setiap bulan dia membawa 60-80 ton bawang merah untuk dipasarkan di Papua. Alasannya, harga jual di Papua menguntungkan.

Saat ini dia terancam merugi karena bawang yang sudah dibeli untuk dijual ke Papua, masih tertahan. Sementara harga jual di Kupang rendah, bahkan cendrung turun.

"Awalnya kita beli dengan Rp13 ribu di petani. Tapi sekarang harga sudah turun lagi. Masih belasan ton yang menumpuk," tutur dia.

Ia berharap pemerintah bisa mencari solusi agar di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini usaha yang dijalannya tetap berjalan mengingat dirinya bingung harus kemana lagi menjual belasan ton bawang itu.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Dipanah KKB Hingga Jatuh ke Jurang di Papua, Ada Luka Tusuk

Petrus juga mengaku tak bisa membeli lagi dari petani, karena tak ingin semakin banyak bawang menumpuk di gudangnya.

Sementara itu Kepala Cabang Pelni Kupang Safran dihubungi terpisah mengatakan bahwa saat ini KM SIrimau memang tidak beroperasi karena digunakan untuk melayani isolasi terpusat masyarakat Kota Sorong.

"Tidak ada kapal pengganti Sirimau saat ini," katanya.

Bahkan ujar dia sampai dengan saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi kepastian KM Sirimau kembali beroperasi.

"Kalau nanti sudah ada info kepastiannya segera kami info ke masyarakat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI