Suara.com - Total utang global melonjak ke rekor tertinggi baru hampir 300 triliun dolar AS pada kuartal kedua, tetapi rasio utang terhadap PDB turun untuk pertama kalinya sejak awal pandemi usai pertumbuhan ekonomi pulih.
Secara akumulasi, tingkat utang, yang meliputi utang pemerintah, rumah tangga serta korporasi dan bank, naik 4,8 triliun dolar AS menjadi 296 triliun dolar AS pada akhir Juni, setelah sedikit menurun pada kuartal pertama, menjadi 36 triliun dolar AS di atas tingkat sebelum pandemi.
"Jika pinjaman berlanjut pada kecepatan ini, kami memperkirakan utang global akan melebihi 300 triliun dolar AS," kata Emre Tiftik, direktur penelitian Institute of International Finance (IIF) mengatakan pada Selasa (14/9/2021).
Kenaikan tingkat utang adalah yang paling tajam di antara negara-negara emerging-markets, dengan total utang naik 3,5 triliun dolar AS pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya mencapai hampir 92 triliun dolar AS.
Namun, IIF juga melaporkan penurunan rasio utang terhadap PDB global untuk pertama kalinya sejak pecahnya krisis virus corona.
Utang sebagai bagian dari produk domestik bruto turun menjadi sekitar 353 persen pada kuartal kedua, dari rekor tertinggi 362 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
IIF mengatakan bahwa dari 61 negara yang dipantau, 51 mencatat penurunan tingkat utang terhadap PDB, sebagian besar didukung oleh rebound yang kuat dalam kegiatan ekonomi.
Meski demikian, IIF juga menyampaikan, dalam banyak kasus pemulihan belum cukup kuat untuk mendorong rasio utang kembali di bawah tingkat pra-pandemi.
Terlebih, total rasio utang terhadap PDB tidak termasuk sektor keuangan berada di bawah tingkat pra-pandemi hanya di lima negara: Meksiko, Argentina, Denmark, Irlandia, dan Lebanon.
Baca Juga: Update 15 September 2021: Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Tersisa 532 Orang
China telah mengalami kenaikan yang lebih tajam dalam tingkat utangnya dibandingkan dengan negara-negara lain, sementara utang negara-negara emerging-markets tidak termasuk China naik ke rekor tertinggi baru pada 36 triliun dolar AS pada kuartal kedua, didorong oleh kenaikan pinjaman pemerintah.