Pemerintah dan Banggar Sepakati Ekonomi 2022 Sebesar 5,2 Persen

Selasa, 14 September 2021 | 17:16 WIB
Pemerintah dan Banggar Sepakati Ekonomi 2022 Sebesar 5,2 Persen
Ketua Banggar DPR RI M. H. Said Abdullah. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Badan Anggaran DPR M. H. Said Abdullah membacakan postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022 dalam rapat dengan pemerintah, Selasa (14/9/2021).

Melalui serangkaian pembahasan dan hasil pertimbangan, beberapa komponen mengalami perubahan angka jika disandingkan dengan Rancangan APBN yang dibacakan oleh Presiden Joko Widodo pada rapat paripurna 16 Agustus 2021.

Asumsi dasar ekonomi makro APBN 2022 berdasarkan hasil panja menyepakati pertumbuhan ekonomi 5,2 persen year-on-year (yoy), inflasi 3 persen (yoy), nilai tukar rupiah Rp14.350 per US$, suku bunga SBN 10 tahun 6,8 persen, harga minyak mentah Indonesia 63 US$ per barel, lifting minyak 703 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.036 ribu barel setara minyak per hari.

Sedangkan target pembangunan pada tahun 2022 disepakati sebagai berikut: tingkat kemiskinan 8,5-9,0, tingkat pengangguran 5,5-6,3, gini ratio 0,376-0,378, indeks pembangunan manusia 73,41-73,46, nilai tukar petani 103-105, dan nilai tukar nelayan 104-106.

Baca Juga: DPR Minta Pengendalian Inflasi di 2022 Harus Perhatikan Kebijakan Fiskal

Target pendapatan negara dalam postur sementara APBN 2022 sebesar Rp1.846,1 triliun. Target ini meningkat Rp5,5 triliun dari RAPBN.

“Pemanfaatan untuk tambahannya, belanja negara Rp5,5 triliun untuk tambahan belanja pendidikan mandatory Rp1,1 triliun dan tambahan belanja non pendidikan Rp4,4 triliun diantaranya masuk di dalamnya ESDM, perindustrian, kesehatan, kemudian TIK dan lain-lain,” kata Said.

Untuk itu, dalam postur sementara APBN 2022 disepakati pendapatan negara Rp1.846,1 yang terdiri atas penerimaan perpajakan Rp1.510 triliun dari penerimaan pajak Rp1.265 triliun dan penerimaan kepabeanan dan cukai Rp245 triliun serta penerimaan negara bukan pajak Rp335,6 triliun.

Belanja negara Rp2.714,2 triliun terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp1.943,7 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp770,4 triliun. Dengan demikian defisit anggaran Rp868 triliun atau 4,85% terhadap PDB dan keseimbangan primer Rp462,2 triliun.

“Itulah yang saya bacakan hasil kesepakatan panja A yang menjadi postur sementara APBN tahun 2022,” kata Said.

Baca Juga: 2 Menteri dan Bos BI Kena Sentil DPR soal Amburadulnya Program Subsidi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI