Suara.com - Pandemi COVID-19 di Indonesia yang makin terkendali membuat PT PP Properti Tbk (PPRO) optimistis kinerja perseroan ke depan akan terus membaik bersama kebijakan yang strategis.
"Seiring dengan membaiknya kondisi COVID-19 yang sudah menurun cukup bagus dan pelaksanaan PPKM juga sudah mulai turun levelnya. Nanti di akhir tahun kita optimis akan mencapai kinerja seperti yang kita harapkan," kata Direktur Utama PP Properti I Gede Upeksa Negara.
Strategi di sisi properti, ia sampaikan, salah satunya mendukung program pemerintah, baik melalui pembangunan kawasan industri maupun pariwisata, juga akan menjadi pendorong capaian proyeksi PPRO.
Gede menambahkan, perseroan juga menyerap aspirasi dan perubahan pasar yang ada di mana kebutuhan mulai bergeser. Perseroan akan menerapkan perubahan tersebut pada produk-produk propertinya sehingga bisa terserap pasar.
Baca Juga: Dokter: Penyintas Corona yang Idap Long COVID-19 Harus Hati-hati dalam Berkegiatan
Ia melanjutkan, insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah tapak dan unit rumah susun, juga telah memberikan dampak positif bagi perseroan.
Hal serupa juga dikatakan Direktur Keuangan PP Properti Deni Budiman yang mengatakan penjualan properti PPRO naik sekitar 2-4 persen secara tahunan pada semester I 2021. Deni menilai dampak tersebut kurang signifikan lantaran insentif tersebut baru diterbitkan Maret 2021.
Deni berharap pertumbuhan penjualan yang terjadi pada semester I/2021 dapat berlanjut ke paruh kedua 2021.
"Untuk sampai akhir tahun, kami masih optimistis insentif PPN (dapat memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap penjualan) unit ready stock," ujar Deni.
Tren penurunan kasus COVID-19 di Indonesia memang memberikan angin segar untuk emiten properti dan real estat, tak terkecuali bagi PPRO. Korporasi pelat merah itu pun optimistis pendapatan akan meningkat.
Baca Juga: Kiat Tetap Kalem di Tengah Risiko Stres Akibat Pandemi Covid-19
PPRO pun memproyeksikan pendapatan selama 2021 sebesar Rp 1,7 triliun dan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi atau EBITDA sebesar Rp328 miliar. Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan kinerja PPRO ke depan makin positif.
"Capaian positif ini karena PPRO akan mengembangkan properti KIT Batang yang menjadi salah satu proyek strategis nasional di Jawa Tengah dengan total area seluas 4.300 hektare," ujar Reza.
Dalam hal ini, PPRO diketahui telah melakukan kesepakatan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama dengan KIT Batang pada awal September 2021 lalu.
Kekinian, ada sekitar 7 hektare yang PPRO siapkan untuk dikembangkan dengan nilai investasinya akan mencapai Rp759 miliar.
"Ke depannya, KIT Batang diproyeksikan mencatat revenue sebesar Rp1,5 triliun tapi ini akan tergantung dari penyerapan dari para tenant. Tampaknya, KIT Batang akan memberikan tambahan kinerja PPRO sehingga nantinya kinerja PPRO dapat tercatat lebih baik di tahun ini," kata Reza.
PPRO menargetkan peningkatan yang disertai dengan kenaikan liabilitas dan juga ekuitas perseroan. Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan peningkatan aset dari Rp18,58 triliun pada 2020 menjadi Rp19,62 triliun.
Sementara ekuitas perseroan pada akhir 2021 diharapkan mencapai Rp4,76 triliun serta liabilitas menjadi Rp14,86 triliun.