Suara.com - Bank Indonesia mencatat hingga saat ini aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp32,88 triliun. Nilainya naik jika dibandingkan pada Jumat minggu lalu yang sebesar Rp27,24 triliun.
Aliran dana asing tersebut masuk dalam surat berharga negara dan pasar saham.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan selama periode 6-9 September aliran modal asing juga telah masuk sebesar Rp1,66 triliun.
"Aliran dana itu terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp0,81 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,85 triliun," ujar Erwin dalam keterangan pers, Jumat (10/9/2021).
Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Paling Rendah dalam 12 Tahun Terakhir
Namun masuknya aliran modal asing tersebut belum membuat pergerakan rupiah bergerak naik. Pada Jumat pagi ini, rupiah dibuka dengan level yang sama dibandingkan penutupan Kamis di level Rp14.250.
"Sedangkan, tingkat imbal hasil atau yield SBN 10 tahun stabil pada level 6,15 %," kata Erwin.
Sementara berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II September 2021, perkembangan harga pada September 2021 tetap relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01 % (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85 % (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,65 % (yoy).
Penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,03 % (mtm), minyak goreng sebesar 0,02 % (mtm), sawi hijau, bayam, tomat, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 % (mtm).
Baca Juga: Satgas Kembali Kuasai Aset Eks BLBI di Karet Tengsin dan Pondok Indah
"Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras sebesar -0,06 % (mtm), bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,03 % (mtm), cabai merah sebesar -0,02 % (mtm) dan bawang putih sebesar -0,01 % (mtm)," kata dia.