Bocah yang cenderung polos ini juga tanpa malu-malu ikut dalam kerumunan orang dewasa yang mengais rezeki.
Baginya, karena mencari uang dapat membuatnya dewasa sebelum waktunya. Rasa tanggung jawab besar untuk membantu ibunya menjadikan dia bocah kecil yang tangkas dan cekatan. Semangat dagang yang diwariskan ibunya terus berkobar.
Bakatnya berjualan diasah oleh sang ibu yang mengajaknya setiap kali berdagang. Awal mula, Mail kecil juga malu-malu ketika menawarkan ayam gorengnya sehingga tidak ada satu pun pembeli yang datang.
Teriakannya ketika menawarkan dagangan waktu itu seolah hanya bisa didengar oleh dia sendiri karena terlalu lirih. Sampai kemudian dia menyadari, harus mengubah caranya berpromosi.
Bisa dibilang, Mail tidak pernah kehabisan strategi memasarkan produk jualannya. Tak jarang dia mempromosikan dagangannya dengan berbagai bonus kepada pelanggannya.
Mail juga pernah mengajak Ipin dan Upin untuk membantunya berdagang, tentu dengan imbalan yang sudah ditentukan. Sayangnya, Ipin dan Upin kurang terampil, bahkan pernah keliru menjual dagangannya dengan harga di bawah seharusnya.
Meski semangat tinggi menjual jualannya, Mail selalu ingat pesan ibunya bahwa tidak harus selalu mengejar untung. Ada kalanya pedagang harus sedekah pada yang membutuhkan. Termasuk saat merugi.
Inti dari jiwa entrepreneur yang diwakili oleh Mail adalah bahwa kesuksesan dapat datang pada siapa saja tanpa memandang umur asal mau berusaha, selalu mau belajar dan mencoba, perlu ketekunan untuk mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, rela mengorbankan waktu untuk mencapai kesuksesan, harus detail ketika memberi instruksi sehingga tidak timbul kesalahan dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Nekat Resign Dari Kemensos, Mantan PNS Ini Malah Sukses Bisnis Kuliner Babi Guling