Perekonomian RI Selalu Mentok di Lima Persen, Ekonom Senior Sarankan Ini ke Pemerintah

Rabu, 08 September 2021 | 17:25 WIB
Perekonomian RI Selalu Mentok di Lima Persen, Ekonom Senior Sarankan Ini ke Pemerintah
Ekonom INDEF Didik J Rachbini. [paramadina.ac.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak bisa dipungkiri selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), perekonomian Indonesia selalu mentok pada angka lima persen pertumbuhannya. Dengan demikian, mimpi Jokowi untuk mencapai pertumbuhan tujuh persen setiap tahun belum terealisasi hingga saat ini.

Lantas apa yang menyebabkan ekonomi Indonesia selalu stagnan di angka 5 persen?

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini memberikan solusi agar ekonomi Indonesia bisa melesat lebih dari lima persen.

"Sekarang kita bisa terobos stagnasi di angka lima persen, saya usulkan menggunakan strategi investasi, industri dan ekspor," kata Didik dalam Webinar INDEF pada Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: Ekonom INDEF Sebut Penurunan Harga Tes PCR Bisa Tingkatkan Tracing Covid-19

Menurut dia, sektor industri bisa diandalkan pemerintah dalam menjadi tulang punggung penggerak utama ekonomi. Dengan modal besar dan serapan tenaga kerja yang sama besar juga, dia meyakini sektor ini dapat mengerek laju pertumbuhan ekonomi mencapai tujuh persen.

"Kalau kita langkah dengan draf seperti ini saya yakin menuju enam persen, tujuh persen itu bisa dilakukan dengan backbone-nya industri," katanya.

Untuk itu, dia meminta pemerintah terus mendorong investasi ke sektor industri yang bernilai tambah.

Dengan begitu, negara bisa mendapatkan sumber pendapatan sekaligus mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih masif.

Lebih dalam lagi, hasil produksi dari industri harus bisa diekspor. Proses ekspor produk ini juga harus dilakukan efisien.

Baca Juga: Ini Saran Indef Agar Ekonomi Tak Jeblok di Masa PPKM Darurat

"Ketika ekspor, maka upaya efisiensi harus dilakukan oleh pabrik," kata Rektor Universitas Paramadina ini.

Didik menilai kekuatan ekonomi sebuah negara bisa diukur dari hasil produk yang dihasilkan.

Sehingga bisa menentukan nasib produk, ketika bersaing di pasar internasional. Kondisi ini bisa didukung oleh strategi investasi yang berkualitas dan berdaya saing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI