Saham GTSI Perusahaan Milik Tommy Soeharto Ambles 7 Persen

Rabu, 08 September 2021 | 15:06 WIB
Saham GTSI Perusahaan Milik Tommy Soeharto Ambles 7 Persen
Ilustrasi pergerakan harga saham.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT GTS Internasional Tbk (GTSI) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada hari ini Rabu (8/9/2021). Anak usaha PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) ini telah menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 2,4 miliar saham atau setara 15,7 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Adapun harga yang ditetapkan sebesar Rp 100, dengan demikian dana segar yang diperoleh mencapai Rp 240 miliar. Pada perdagangan hari pertamanya, saham GTSI melemah 7 persen ke harga Rp 93 per saham.

Saat pencatatan awal, saham GTSI langsung dibuka ambles sebesar 7 basis poin ke level 93 dari pembukaan awal di level 100. Akibatnya perusahaan yang dimiliki oleh Tommy Soeharto ini langsung anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) dan menjadi top losers pada awal perdagangan.

Menurut data RTI pukul 14:00 WIB, saham GTSI ambles berada di zona merah di posisi 93 dengan nilai transaksi Rp 7,34 miliar dan volume perdagangan 78,91 juta saham dengan frekuensi perdagangan mencapai 17,3 ribu kali. Nilai kapitalisasi pasar GTSI mencapai Rp 1,47 triliun pagi ini.

Baca Juga: Melawan! Tak Sudi Partai Berkarya Direbut Tommy Soeharto, Kubu Muchdi PR akan Kasasi ke MA

Direktur Utama GTS Internasional, Kemal Imam Santoso mengatakan, seiring dengan kebijakan pemerintah tentang gasifikasi yang berperan besar dalam kelistrikan sebagai bahan bakar pembangkit, pihaknya sedang dalam tahap membangun ekosistem rantai pasokan LNG dengan cara mengakuisisi perusahaan terafiliasi yang akan memberikan sinergi terhadap keberlangsungan usaha perseroan.

Perusahaan berencana membangun permanent Floating Storage Regacification Unit (FRSU) untuk Sulawesi Utara. Pembangunan FRSU tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara yang memberikan penghematan yang cukup siginifikan kepada PLN Sulawesi Utara.

"Untuk mendanai akuisisi tersebut, perseroan berencana menghimpun dana antara Rp286 miliar hingga Rp429 miliar melalui IPO dengan menjual 2,86 miliar saham baru," ujar Kemal dalam keterangannya.

Dengan pembangunan FSRU di ANOA maka diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi bagian Utara, penggunaan LNG yang dikonversi menjadi gas melalui proses regasifikasi sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan di Sulawesi bagian Utara, sehingga diharapkan memberikan penghematan yang cukup signifikan kepada Pemerintah dalam hal ini PLN sebagai penyedia listrik bagi masyarakat khususnya di Sulawesi bagian Utara tersebut. Saat ini sedang dilakukan proses relokasi infrastruktur regasifikasi dari Teluk Amurang ke Gorontalo.

Baca Juga: Iwan Fals Bongkar Filosofi Lagu Bento, Ada yang Kaitkan dengan Nama Tommy Soeharto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI