Suara.com - Proyek Kereta Api Cepat Jakarta- Bandung yang digagas kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan China turut mendapatkan perhatian dari Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu.
Said Didu berharap agar pemerintah lebih berhati-hati dalam menjalankan proyek ini karena dikhawatirkan adanya strategi 'jebakan' dari China.
"Jebakan Proyek Kereta Api Cepat China Jakarta-Bandung adalah pintu masuk China untuk aneksasi infrastruktur strategis di Indonesia," kata Said Didu yang dilontarkan dalam akun Twitternya, dikutip via Warta Ekonomi.
Tidak hanya itu, perihal ini ia juga menyinggung proyek mobil Esemka beberapa saat lalu yang menurutnya sebagai kebohongan belaka.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Tol Cisumdawu Rampung Dibangun Akhir 2021
"Silakan publik catat, seperti halnya saat 2012 saya katakan bahwa mobil Esemka adalah kebohongan," sambung dia.
Tidak hanya itu, Said Didu juga menyoroti adanya pembengkakan biaya Rp27.17 triliun untuk proyek akan tetapi proyek itu tak kunjung selesai.
Dampaknya, konsorsium Indonesia diprediksi harus menanggung beban tambahan sebesar Rp4.1 miliar.
Terkait pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengungkapkan, pembengkakan berasal dari berbagai biaya yang tidak terduga seperti pengadaan lahan dan relokasi fasilitas umum.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek ambisius di bidang transportasi yangakan menggunakan generasi terbaru CR400AF.
Baca Juga: Target Pembangunan Molor Buat Biaya Investasi Kereta Cepat dan LRT Membengkak
Dengan panjang trase 142,3 km yang terbentang dari Jakarta hingga Bandung, Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian Halim, Karawang, Walini, Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar.